Politik

Hasil Rakernas, Khairul Rizal dan Irzani Diganti dari Kepengurusan PB NWDI

Mataram – Kabar mengejutkan datang dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) yang dihelat di Prime Park Hotel Mataram akhir pekan kemarin. Bendahara Umum PB NWDI Khairul Rizal dan Sekretaris Eksekutif PB NWDI Irzani dikabarkan diganti dari kepengurusan PB NWDI.

Informasi yang diterima media ini, Khairul Rizal diganti oleh Dr Muhlis Hanapi. Sementara Irzani, dari jabatannya sebagai Sekretaris Eksekutif digantikan oleh Prof Fattah.

Sumber internal di NWDI membenarkan pergantian Khairul Rizal dan Irzani. “Iya beliau (Khairul Rizal dan Irzani) diganti,” kata sumber di internal PB NWDI kepada PolitikaNTB yang tidak ingin disebutkan namanya pada Jumat (31/1/2024).

“Keputusan Rakernas,” imbuhnya.

Ia pun menyebutkan dua nama yang menggantikan Khairul Rizal dan Irzani. Selain itu, PolitikaNTB juga berupaya mengonfirmasi perihal tersebut kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB NWDI Nasihuddin Badri, tetapi yang bersangkutan tidak merespons.

PolitikaNTB juga meminta komentar Irzani ihwal keputusan yang diambil dalam Rakernas tersebut. Namun, Irzani menyatakan tidak berkenan menjadi narasumber ihwal tersebut.

Sebagai informasi, Rakernas II PB NWDI mengusung tema “Memperkuat Kiprah Organisasi dalam Membangun Bangsa”. Rakernas II tersebut bertujuan untuk mengevakuasi pelaksanaan program kerja yang sudah ditetapkan pada Rakernas I untuk memperoleh masukan guna mengisi sisa masa perkhidmatan sampai tahun 2027.

Sebelumnya, Rakernas I telah diselenggarakan di Pancor Lombok Timur pada tanggal 18 September 2022 silam.

Ketua Umum PB NWDI Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi dalam sambutannya pada Rakernas II itu memberikan sejumlah pesan kepada pengurus. TGB menekankan perlunya semua pihak untuk menjaga dan mengokohkan organisasi. Dia menganalogikan organisasi adalah sebuah rumah yang perlu dijaga.

“Selain diminta menjaga supaya tidak hilang, kita diminta mengokohkan. Perbuatan mengokohkan lebih dari sekedar menjaga. Kalau menjaga misalnya kita di dalam rumah cukup memastikan pintu dan jendela tertutup tidak ada maling yang masuk. Tapi mengokohkan tidak cukup. Kita harus memeriksa,” ujarnya.

“Kita tekan-tekan kaki kita di rumah mungkin ada bagian pondasi yang sudah kurang kuat. Kita tengok ke atas mungkin ada genteng yang bocor perlu segera kita ganti. Kita pegang-pegang tiangnya tiang inti dan penunjang untuk melihat apakah masih kokoh. Bahkan kita tengok pagar kita dan memastikan keseluruhan ekosistem perjuangan itu semakin kokoh,” sambungnya. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button