Kedatangan Ganjar di Istana Kesultanan Bima Disambut Hangat
Mataram – Kedatangan Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo di Istana Kesultanan Bima atau Musium Asi Mbojo, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), disambut hangat oleh Anggota Majelis Adat Kesultanan Bima, Ratna Muchlisa Dewi.
Kunjungan Ganjar tersebut merupakan salah satu agenda dalam lawatan kampanye Ganjar di Bima. Museum ASI sendiri, merupakan bekas Istana Kerajaan atau Kesultanan Bima.
Setibanya di Kesultanan Bima, Ganjar disambut Tari Lenggo. Tari Lenggo merupakan tarian suku Mbojo peninggalan Kesultanan Bima Sultan Abdul Khair Sirajuddin pada abad 17.
Tari Lenggo terdiri atas dua jenis, yaitu Lenggo Mone atau Lenggo Malaju yang ditarikan oleh pria, dan Lenggo Siwe atau Lenggo Mbojo yang ditarikan oleh wanita.
Kedua jenis tarian ini mengambil gerak dasar dari lenggok pohon yang dihembus angin sepoi-sepoi. Tari Lenggo unik ini juga kerap ditampilkan pada acara penyambutan tamu penting dan festival budaya, tidak hanya pada saat upacara adat saja.
Di sana, Ganjar diperkenalkan sejumlah tempat dan benda peninggalan Kesultanan Bima oleh Dewi Ratna Muchlisa, dan Ganjar juga diberi kopiah khas Bima.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo membeberkan program unggulannya kepada relawan dan kader partai pengusung di Kabupaten Bima. Yakni soal pengentasan kemiskinan melalui peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan, pengentasan kemiskinan harus dilakukan dari akarnya. Bahkan, dari saat ia dalam kandungan ibunya.
“Kalau lahirnya sehat, dan bayinya juga sehat. Maka dalam indeksnya akan ketahuan dapat mencegah angka kematian melahirkan dan angka balita,” kata Ganjar di hadapan ratusan relawan dan kader partai di Bima.
Ganjar menilai, hal tersebut sangat penting dilakukan untuk memastikan tumbuh kembang anak menjadi SDM yang sehat.
“Karena ini menjadi investasi pertama kita untuk menciptakan SDM unggul ke depan,” bebernya.