Pilgub NTB 2024, Lalu Iqbal Temui Umat Hindu di 23 Banjar
Mataram – Calon Gubernur NTB Dr Lalu Muhamad Iqbal berkeliling mengunjungi 23 kelompok Banjar yang ada di wilayah Cakranegara Kota Mataram, Kamis (6/6/2024). Safari politik itu dilakukan dengan cara jalan kaki.
Kunjungan tersebut dalam rangka bersilaturahmi kepada masyarakat Hindu Bali yang ada di wilayah Cakranegara menjelang kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) NTB 2024.
Lalu Iqbal memulai silaturahmi dari Puri Mayure dan diakhiri di Banjar Pecalang Bayu Mandala.
“Barusan saya habis keliling bersilaturahmi dengan 23 Banjar yang ada di sekitar Cakranegara. Karena lokasinya berada berdekatan jadi bisa cepat selesai dengan cara jalan kaki,” katanya.
Eks Dubes RI untuk Turki ini menyebut lawatannya tersebut untuk bersilaturahmi dan meminta doa restu kepada masyarakat Bali yang ada di Lombok untuk berjuang menjadi calon Gubernur NTB di Pilkada 2024.
“Karena saya merasa di gresroot nama saya tidak terlalu dikenal. Jadi saya turun langsung untuk bersosialisasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Gubernur Milik Semua Golongan
Dalam kunjungan tersebut, Lalu Iqbal mengaku banyak mendengar keluhan masyarakat soal kepemimpinan yang bukan hanya menjadi milik satu kelompok saja.
“Mereka banyak menyampaikan harapan agar siapapun yang menjadi gubernur diharapkan gubernur itu menjadi milik semua orang, kelompok dan agama. Dan ndak ada diskriminasi,” ungkapnya.
Menurut Lalu Iqbal, keluhan masyarakat tersebut harusnya menjadi kewajiban semua orang yang menjadi pemimpin.
Ia mengatakan seorang Gubernur itu bukan hanya menjadi pemimpin satu kelompok atau golongan saja. Namun harus mampu menjadi milik semua pihak.
“Saya menyampaikan tadi dan meminta doa agar saya bisa menjadi pemimpin yang bisa menjadi pemimpin bagi semua orang dan semua umat dan agama,” katanya.
Doktor Iqbal: Tolerasi Sudah Terjaga Sejak Dulu
Lebih jauh, Jubir Kemenlu ini melihat masyarakat di wilayah Cakranegara nampaknya hidup sangat harmonis. Ia menyebut masyarakat di sana mampu hidup berdampingan meski berbeda agama.
“Tadi saya liat di pasar lingkungan Hindu tetapi banyak yang pakai jilbab. Dan saya tanya tadi mereka rata-rata sudah lama di sana dan mereka hidup berdampingan dan ndak ada masalah. Jadi tampaknya di bawah hubungan itu lebih harmonis ketimbang di level atas,” terang Lalu Iqbal.
Santri jebolan Ponpes Assalam Surakarta ini mengatakan hal itu penting untuk dijaga seterusnya.
Bahkan, ia menilai kerukunan masyarakat di Cakranegara harus menjadi contoh di tempat-tempat yang lain.
“Saya kira kerukunan di satu tempat itu perlu kita bawa ke tempat lain. Sebagai contoh di tempat lain,” tutupnya. (*)