Pengamat: Tiga Pasangan Capres-cawapres di NTB Bersaing Ketat
Mataram – Tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) diprediksi bakal bersaing ketat pada pertarungan Pilpres 2024, khusus di NTB. Mereka adalah Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD.
Pengamat Politik Universitas Mataram Saipul Hamdi mengatakan, ketiga pasangan calon (paslon) itu ia nilai sama-sama memiliki basis yang cukup berimbang.
Kendati demikian kata dia, jika dilihat pada sisi komposisi partai pengusung memang harus diakui pasangan Prabowo-Gibran yang paling gemuk dengan diusung oleh delapan parpol, dan lima diantara parpol besar.
Seperti, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat dan Partai Bulan Bintang (PBB).
“Ini partai yang cukup kuat di NTB.
Nah persoalannya apakah ini bisa dikapitalisasi atau nggak agar dikonversi sebagai sebuah suara untuk pasangan nomor urut 2,” katanya, pada Kamis (7/12/2023) di Mataram.
Di sisi lain, Saipul agak meragukan koalisi gemuk yang dimiliki Prabowo-Gibran akan dapat bergerak masif di NTB. Malah kata dia, yang cenderung lebih agresif sejauh ini adalah parpol pengusung Ganjar-Mahfud akarnya cukup kuat.
“Inilah potensi minimal (bagi Ganjar-Mahfud) untuk mengejar ketertinggalan dari pasangan nomor urut 2 misalkan, atau pasangan nomor urut 1 Amin ini cukup tinggi juga,” ujarnya.
Selain itu, Dosen Komunikasi politik Universitas Mataram ini juga melihat, dukungan masing-masing paslon dari kalangan organisasi masyarakat (Ormas) hampir sama.
Ia menyebut, pasangan Anis-Mihaimin (Amin) di NTB mayoritas memiliki dukungan kuat dari Nahdatul Ulama (NU) meskipun ia lihat bahwa NU di NTB juga terpecah dengan keberadaan Lalu Pathul Bahri sebagai Ketua PCNU di Lombok Tengah.
Sedangkan paslon nomor dua, ia akui khusus di NTB akan banyak mendulang dukungan dari Ormas terbesar di NTB yakni Nahdatul Wathan (NW).
Ormas yang dipimpin oleh cucu Pahlawan Nasional asal NTB TGKH Zainuddin Abdul Madjid yakni TGKH Lalu Muhammad Gede Zainuddin Atsani, ini secara terang-tetang telah memberikan dukungan kepada Prabowo-Gibran.
“Sedangkan Pak Ganjar didukung oleh NWDI (Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah). Artinya ini cukup berimbang sebenarnya kalau dari sisi Ormas. Tinggal sekarang kita lihat strategi masing-masing Ormas ini,” beber Saipul.
Menurut Saipul, penggalangan dukungan dari kalangan Ormas ini sangat penting khusus di NTB. Karena power partai di NTB sejauh ini tak terlalu berpengaruh di akar rumput.
“Kalau kita liat orang dengan basis masa Ormas ini kan secara simbolik itu masih diterima di NTB ini. Coba kampanye pakai peci, surban di NTB ini pasti diterima walaupun orang tidak tau Visi misi anda apa kan,” katanya.
Lebih jauh, Saipul mengatakan bahwa NTB menjadi salah satu penopang suara pilpres untuk wilayah Indonesia bagian timur. KPU telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) NTB untuk Pemilu 2024 sebanyak 3,9 juta.
Ia juga tak menampik soal koalisi parpol pengusung Prabowo-Gibran secara akumulatif menguasai sekira 48,06 persen. Hal itu terdiri atas Partai Gerindra 16,6 persen, Partai Golkar 12,53 persen, Partai Demokrat 7,78 persen, PAN 7,5 persen, PBB 2,75 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,9 persen, ditambah lagi dengan kekuatan Partai Gelora yang baru menjadi peserta pemilu pada 2024.
Sementara parpol Koalisi Perubahan Anies-Cak Imin atau AMIN punya bekal suara 24,15 persen. Yang terdiri atas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 10,99 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7,12 persen, dan Partai NasDem 6,04 persen.
Sementara Ganjar-Mahfud di posisi paling buncit. Mereka punya penguasaan sekitar 21,68 persen. Dengan rincian Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 8,15 persen, PDIP 7,32 persen, Hanura 3,82 persen, serta Perindo 2,39 persen.
Sebagai informasi tambahan, dalam dua kali episode pilpres sebelumnya di NTB, Prabowo Subianto selalu unggul dari paslon lain.
Pada 2014, Prabowo yang kala itu bergandengan dengan Hatta Rajasa unggul 72,45 persen mengalahkan Jokowi-Jusuf Kalla yang hanya mengoleksi 27,55 persen.
Kemenangan Prabowo di NTB terulang pada Pilpres 2019. Kala itu, ia berpasangan dengan Sandiaga Uno meraih 67,89 persen, sedangan Jokowi-Ma’ruf Amin 32,11 persen.
Sementara itu, saat ini di beberapa hasil survei pasangan Prabowo-Gibran saat ini masih bersaing ketat dengan Amin. Hanya saja, dengan masifnya kampanye tim Ganjar-Mahfud di NTB ia percayai akan mampu meningkatkan suara paslon nomor 2 itu.
“Terlebih dia (Ganjar-Mahfud) didukung oleh NWDI dan kita ketahui di sana ada Tuan Guru Bajang (TGB) H M Zainul Majdi. Itu makanya, saya bilang kalaupun Ganjar kalah di NTB tapi tidak akan terlalu jauh,” pungkasnya.