Rachmat Hidayat, Ikon Politik Bumi Gora

Mataram – Nama-nama caleg terpilih Provinsi NTB dari dapil I dan II sudah banyak beredar. Ada beberapa muka baru yang muncul di Senayan.
Sorotan nama-nama legislator yang masuk ke Senayan tertuju pada sosok H Rachmat Hidayat.
Politisi PDI Perjuangan ini berpotensi bakal beristirahat lebih cepat dari Senayan, bila PPP nantinya tak lolos parliamentary threshold 4 persen.
Secara suara pribadi, sejatinya orang dekat Megawati Soekarno Putri ini memperoleh suara cukup tinggi lebih dari 71 ribu. Namun, untuk raihan suara partai, PDI Perjuangan berada di urutan sembilan, dibawah Partai Nasdem yang ada di posisi delapan.
Seperti di sepak bola yang selalu ada goal sebelum peluit panjang ditiup, posisi Rachmat Hidayat masih berpotensi kembali duduk di Senayan sebelum pluit panjang KPU RI yang akan ditiup malam ini.
Masih ada dua dapil belum ditetapkan, dan posisi PPP baru 3,84 persen. Senayan tentu terasa lain bila ikon politik Bumi Gora ini tak hadir.
Berikut ini, data dan fakta mengenai sosok H Rachmat Hidayat yang telah malang melintang di dunia perpolitikan NTB dihimpun dari beragam sumber.
Rachmat Hidayat lahir 28 November 1952, ia menjabat sebagai anggota DPR-RI selama tiga periode (2009–2014, 2014–2019, dan 2019–2024).
Sebelum di politik Rachmat memulai karier sebagai kontraktor mulai 1971–1982. Kemudian menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Timur (1982–1987, 1987–1992, 1992–1997).
Karir politiknya kemudian naik di tingkat provinsi. Rachmat pernah menjadi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (1999–2004, 2004–2009).(*)