Kabulkan Permohonan Ajudikasi Caleg Demokrat, Berikut Alasan Bawaslu
Mataram – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB memberikan penjelasan alasannya mengabulkan permohonan sengketa ajudikasi Caleg DPRD Partai Demokrat Dapil NTB 8 atas nama Azhar.
Bawaslu menilai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB tidak cermat dalam menafsirkan makna dari pasal 87 ayat 1 PKPU 2023 tersebut.
“Itu sih yang menjadi titik fokus kita. Di sana itu terkait dengan pasal 87 ayat 1 huruf D itu. Pidana lainnya menurut kami tidak bisa dimaknai bebas,” kata Komisioner Bawaslu NTB Suhardi, Senin (22/1/2024) via telpon.
Menurut Suhardi, penggunaan pasal 87 ayat 1 PKPU 2023 itu harus mengacu pada pasal 240 ayat 1 huruf G. Dimana pada aturan tersebut, Caleg yang dapat ditetapkan tidak memenuhi syarat (TMS) adalah yang dijatuhi hukuman penjara 5 tahun atau lebih.
“Tetapi dia harus mengacu pada pasal 240 ayat 1 huruf G itu. Bahwa yang bisa TMS itu adalah yang kena hukuman 5 tahun atau lebih,” tegasnya.
Lebih jauh, Suhardi menjelaskan bahwa Caleg DPRD Partai Demokrat Dapil NTB 8 atas nama Azhar itu tak bisa dikenakan dengan pasal yang digunakan oleh pasal 87 tersebut.
“Berdasarkan putusan MA bahwa dia terbukti tidak diancam diatas 5 tahun atau lebih. Sehingga kami Bawaslu sebagai majelis ajudikasi mempertimbangkan itu,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya membatalkan Keputusan KPU NTB Nomor 3 Tahun 2024 tentang perubahan atas KPU NTB Nomor: 100 Tahun 2023 tentang Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPRD Provinsi NTB, khusus pada Lampiran IV terhadap atas nama Azhar S.Pd.I, sebagai DCT anggota DPRD Provinsi NTB Dapil NTB 8 Partai Demokrat Nomor Urut 1.
Dalam putusan tersebut, Bawaslu memerintahkan kepada Termohon (KPU) untuk menerbitkan Keputusan baru yang memuat Azhar S.Pd.I, sebagai DCT DPRD Provinsi NTB Dapil NTB 8 Partai Demokrat Nomor Urut 1 dalam Pemilu tahun 2024.
“Intinya kan di putusan kita itu kita memerintah kepada KPU untuk merubah SK supaya masuk DCT,” paparnya.
Sebelumnya, Bawaslu NTB mengabulkan permohonan sengketa ajudikasi Caleg DPRD Partai Demokrat Dapil NTB 8 atas nama Azhar.
Putusan itu dibacakan dalam sidang ajudikasi Bawaslu NTB yang digelar di Kantor Bawaslu NTB, pada Senin (22/1/2024).