Bupati Lombok Tengah Minta Kecimol Dibuatkan Aturan Khusus

Lombok Tengah – Kisruh soal keberadaan musik jalanan atau grup kecimol yang kerap terjadi di Lombok Tengah mendapat respon dari Bupati setempat Lalu Pathul Bahri. Ia meminta agar grup kecimol ini dibuatkan aturan awik-awik.
Alat musik yang sering digunakan untuk mengiringi pengantin saat nyongkolan ini dinilai menjadi pemicu kemacetan, bahkan perkelahian.
Pathul mengatakan, tidak sedikit pihak mengusulkan agar membubarkan keberadaan kecimol. Hanya saja hemat dia, pembubaran itu tak bakal menyelesaikan masalah.
“Keberadaan kecimol ini perlu kita pikirkan aturannya agar tidak menjadi persoalan sosial di tengah masyarakat. Jadi perlu ada regulasi dari tingkat desa yang nantinya akan jadi acuan kita membuat aturan yang lebih tinggi. Seperti apa regulasinya nanti maka tentu kita perlu diskusikan juga dengan DPRD,” kata Pathul, Senin (15/1/2024) di Praya.
Menurutnya, grup kecimol ini penting diberikan penekanan agar para penari menggunakan pakaian yang sopan agar tidak terjadi degradasi moral. Selain itu, ia juga menilai waktu main alat musik yang akrab disebut “kelalah cikar, dokar, motor liwat” Ini penting diatur.
“Karena jangan sampai tampil malam, terus orang mabuk-mabukan juga penting menjadi pikiran kita bersama,” tegasnya.
Kisruh soal kecimol ini kata bupati, menuai pro dan kontra. Pathul menilai grup musik jalanan ini tanpa disadari memberikan kontribusi kepada daerah dalam hal memberikan lapangan pekerjaan.
“Kecimol ini saya ibaratkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tentu personel yang terlibat juga mendapat makan. Maka berbagai hal ini juga penting menjadi pertimbangan kita,” imbuhnya.
Diakui memang di beberapa desa bahkan keberadaan kecimol sudah dilarang, padahal seharusnya berbagai pola yang digunakan grup kecimol yang dianggap keliru maka penting untuk diluruskan bersama. Sehingga nantinya keberadaan kecimol tetap eksis tapi tidak membuat kemacetan hingga menjadi muara dari perkelahian.
“Maka bisa saja nanti kades atau tokoh masyarakat menjadi dewan pembina di kecimol untuk memberikan edukasi apa saja yang harus menjadi perhatian agar keberadaan kecimol tidak menjadi polemik di tengah masyarakat,” pungkasnya.