Mataram – Pemerintah Provinsi NTB resmi menjalin kerja sama Sister Province dengan Provinsi Utara Australia (Northern Territory) dalam bidang pariwisata, pendidikan, industri, perdagangan, dan investasi.
Pemprov NTB melalui Dinas Perdagangan NTB berharap, melalui kerja sama tersebut, dapat membuka pintu masuknya komoditi lokal NTB di pasar Australia.
Sejauh ini, komoditi lokal NTB yang masuk pasar Australia baru satu, yaitu mutiara. Sementara yang lainnya sedang proses negosiasi, karena memang syarat masuk pasar Australia dinilai ketat.
“Ini yang kami inginkan, dengan adanya kerja sama ini mereka bisa agak memudahkan kita untuk masuk ke sana (Australia),” kata Kepala Dinas Perdagangan, Baiq Nelly Yuniarti, Senin (6/11/2023).
“Kami tentu berharap, bahwa ada komoditi-komoditi lain yang bisa masuk ke sana (Australia) karena memang kita ketahui bersama, syarat Australia ini agak ketat,” paparnya.
Menurut Nelly, saat ini pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan Bank Indonesia (BI) untuk mencoba melakukan pengiriman komoditi lain ke Australia.
“Saat ini kami dengan BI sedang menjajaki pengiriman manggis dan beberapa komoditi juga ke Australia,” ujarnya.
Adapun produk lain yang ditargetkan atau berpotensi masuk pasar Australia, seperti Sambal, Mete, Dodol Nangka, dan ada juga Rumput Laut.
“Itu baru kita kayak tes pasar ke sana, karena jumlahnya belum banyak, kami baru coba masuk. Nah kalau itu lolos akan menyusul komoditi lainnya,” terangnya.
Selain Australia, NTB juga sudah mulai menjajaki pasar di Malaysia dan Singapura. Kegiatan misi dagang di dua negara tersebut diawali di Singapura.
Dalam misi dagang ini diisi dengan pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan Dinas Perdagangan.
“Misi dagang yang pertama kita laksanakan di Singapura, karena dengan adanya direct flight dari Lombok-Singapura ini memungkinkan kita untuk melakukan perdagangan,” kata Nelly.
Nelly mengatakan, potensi pasar di Singapura untuk produk NTB yang ada saat ini adalah Jewelry jenis Mutiara.
Sementara itu, terkait komoditi agriculture harus dipastikan dulu kualitas dan kuantitasnya. Karena persyaratan di sana terbilang ketat.
“Di sana kecenderungannya Maklon, artinya suatu kerja sama, di mana mereka tetap produksinya di Indonesia, tapi brand nya join, jadi mereka maunya tetap muncul namanya, itu maunya pihak Singapura,” pungkasnya.