Politik

Iqbal Ungkap Terima Ratusan Laporan Oknum Lakukan ‘Jual Beli’ Jabatan

MATARAM – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih Lalu Muhamad Iqbal tak menampik bahwa pihaknya menerima laporan perihal adanya oknum yang berupaya melakukan jual beli jabatan untuk pemerintahannya lima tahun ke depan.

Ia mengaku tak kaget terkait situasi tersebut. Iqbal mengaku, ke depan pihaknya akan membenahi budaya tersebut.

“Sudah kita duga. Dan saya kira semua gubernur terpilih dan bupati terpilih mengalami situasi ini. Ada orang-orang yang memanfaatkan situasi dengan menawarkan jabatan dengan harga tertentu, menjual jabatan. Ini terjadi karena itu budaya yang ada,” kata Lalu Iqbal.

Iqbal pun memberikan pesan agar para pejabat lebih berhati-hati. Pihaknya mengegaskan tidak terkait perihal tindakan oknum tersebut. Baik dari kalangan tim sukses hingga keluarga.

“Kalau itu masih terjadi, ini pesan kami ke publik, hati-hati saya kasi warning, siap-siap untuk kecewa. Karena budaya itu yang mau kita tinggalkan. Tidak ada lagi jual jabatan. Orang yang tidak punya jabatan bisa berada di posisi tertinggi karena memang mereka mampu. Itu yang ingin kita tunjukkan ke publik. Ini kan seperti lingkaran setan,” beber Eks Dubes RI untuk Turki itu.

Lebih jauh, Politikus Partai Gerindra itu menuturkan dirinya menerima ratusan laporan terkait adanya oknum-oknum yang berupaya menawarkan jabatan dengan modus mengaku orang dekat dirinya.

“Ada ratusan laporan masuk ke saya by whatsApp. Si ini jual jabatan, itu jual jabatan. Saya jawab santai saja, laporkan saja ke aparat. Kedua, kalau ada orang yang masih mau bayar siap-siap untuk kecewa. Mungkin ada (yang sudah bayar). Saya sudah bertekad dan berkomitmen tidak ada lagi yang namanya bayar jabatan. Cara Anda untuk maju sebagai seorang pejabat adalah lakukan pekerjaan yang baik,” jelasnya.

Iqbal-Dinda menurutnya akan fokus melakukan penataan birokrasi berbasis meritokrasi. Mereka akan berupaya memilih pejabat berdasakan keahlian dan pengetahuan. Iqbal juga menceritakan, pengalaman pribadinya yang tumbuh dalam sistem birokrasi yang baik membawanya dapat menduduki banyak jabatan selama 28 tahun berkarir.

“Untuk teman-teman di birokrasi yang mendengarkan, saya Lalu Muhamad Iqbal 28 tahun di birokrasi. Saya bisa jadi Dubes paling muda, eselon I paling muda saat karir saya karena sistem meritokrasi. Saya nggak punya siapa-siapa di Jakarta. Saya hanya anak kampung yang berani di Jakarta,” ujarnya.

“Kalaulah sistemnya tidak meritokrasi, saya nggak mungkin jadi Dubes termuda. Saya pulang niatnya membayar keberuntungan di hidup saya kepada orang-orang hebat yang ada di NTB,” jelasnya,” imbuh Iqbal.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button