Nursiah-Puaddi Rebut Rekom Partai Golkar, Siapa yang Kuat?

Lombok Tengah – Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah dan anggota DPRD Provinsi NTB Achmad Puaddi sama-sama saling berebut untuk mendapatkan tiket Partai Golkar di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Lombok Tengah 2024.
Keduanya saat ini sama-sama tengah menebar senyum dan sensasi dengan memasang baliho, banner dan spanduk dengan berbagai model di setiap badan jalan.
Alat peraga kampanye keduanya dapat dengan mudah ditemui demi mendapatkan tiket atau rekomendasi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Pilkada nanti.
Pengamat politik Universitas Islam (UIN) Mataram Dr Agus mengatakan, kedua tokoh tersebut merupakan kader partai beringin.
Posisi Nursiah saat ini adalah Sekretaris DPD II Partai Golkar Lombok Tengah, sedangkan Achmad Puaddi merupakan anggota DPD I Golkar Provinsi NTB.
“Jadi DPP Golkar pasti akan memilih secara rasional untuk memberikan kendaraan kepada salah satu diantara mereka. Salah satu indikatornya adalah dengan melihat survei yang sedang dilakukan oleh DPP Golkar,” kata Agus, Senin (6/5/2024).
Meski demikian, Agus memberikan analisa siapa yang terkuat di antara Nursiah dan Puaddi per hari ini.
Agus melihat realitas politik pada Pilkada tahun 2015 dan 2020 maka selalu incumbent (elektabilitas) tidak pernah dikalahkan di Lombok Tengah.
Menurutnya, karena terdapat tiga modalitas untuk pilkada yaitu modalitas sosial, modalitas ekonomi dan modalitas politik.
“Modalitas sosial itu dari keterkenalan, kepercayaan masyarakat. Biasanya incumbent (Nursiah) itu sudah lebih dikenal dan di tahu oleh masyarakat,” ujarnya
“Kemudian modalitas ekonomi, pasti incumbent itu didukung birokrasi dan di sokong oleh politik birokrasi. Kalau mesin politik birokrasi ini bekerja maksimal maka dapat menjadi dukungan material politik untuk Pilkada,” sambungnya.
Menurut Agus, jika melihat hal tersebut maka Nursiah jauh lebih berpeluang mendapatkan tiket partai Golkar dibandingkan Puaddi per hari ini.
Nursiah Dipastikan Unggul
Lebih jauh, Agus menjelaskan bahwa Nursiah dipastikan lebih unggul dibandingkan Puaddi ketika dilihat dari posisi politik saat ini. Hal ini karena seorang calon incumbent.
Agus mengatakan bahwa politik birokrasi dipastikan bakal bekerja untuk memenangkan Nursiah di Pilkada Lombok Tengah 2024.
“Lebih-lebih jika kemudian dipaketkan pak Nursiah Lombok Tengah 1 kemudian Lalu Pathul menuju NTB 1. Saya kira orang akan berpikir utamanya masyarakat Lombok Tengah bahwa 2024 ini adalah momentum bagi Lombok untuk sukses NTB 1 dan momentum melanjutkan Maiq Meres ke Meres Maiq,” bebernya.
Track Record Politik
Agus menjelaskan DPP Golkar pasti akan berhitung secara rasional dengan melihat kalkulasi politik yang basisnya adalah data.
Selain itu, Agus juga melihat kegagalan Puaddi dalam memenangkan kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg) kemarin juga tak luput dari bahan pertimbangan DPP dalam menentukan figur.
“Kegagalan pak Puadd dalam pemilu legislatif itu bisa jadi membuat DPP berpikir bahwa untuk mengurus dirinya sendiri aja pak Puadd kemarin gagal gitu. Bagaimana dengan kemudian dikasih tiket untuk maju Pilkada? Karena pada poinnya adalah semua partai politik pasti ingin menang bukan hanya sekedar mencalonkan tapi pasti ingin menang,” tegas Agus.
Dikatakannya, karena partai ingin menang maka hasil pemilu legislatif akan menjadi barometer untuk memutuskan siapa yang akan diberikan tiket di Pilkada.
Dukungan Tuan Guru Bodak
Nursiah mendapatkan dukungan dari basis pemilih di Bodak (utara) setelah TGH Fadli Fadil Thohir atau Tuan Guru Bodak dinilai lebih condong mendukung mantan Skeda Lombok Tengah itu dibandingkan Puaddi.
Hal tersebut juga setelah Nursiah didaulat Tuan Guru Bodak menjadi rektor Universitas Islam Yayasan At Tohiriyah Al Fadililiyah (Unisa Yatora).
Agus menjelaskan, jika nantinya Tuan Guru Bodak berani memberikan statement mendukung Nursiah maka pihaknya memprediksi bakal menjadi politik yang sangat kuat.
Baginya, hal tersebut akan menambah amunisi Nursiah untuk memenangkan Pilkada Lombok Tengah 2024.
Dikatakannya, meskipun Tuan Guru Bodak mendukung Kurtubi dalam pemilihan legislatif (Pileg) dan mengalami kekalahan namun sangat berbeda konteksnya dengan pemilihan kepala daerah.
“Maka untuk per hari ya untuk saat ini pak Nursiah belum ada lawan banding sebetulnya. Tapi kita lihat nanti ya bagaimana perkembangan berikutnya,” pungkasnya.(*)