Bicara NTB Masa Depan, Ratusan Anak Muda Tukar Pikiran dengan Lalu Iqbal
Lombok Tengah – Anak-anak muda dari puluhan komunitas di Kabupaten Lombok Tengah bertukar pikiran dengan Lalu Muhamad Iqbal.
Pejabat Kementerian Luar Nageri yang sedang digadang-gadang untuk maju menjadi Calon Gubernur NTB periode 2024-2029 ditanya mengenai rencana-rencananya ke depan untuk NTB. Ada 80 komunitas anak muda yang hadir.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Garda Akselerasi Sasambo (Gass) itu dibarengi dengan acara buka bersama di Gedung Budaya, Alun-alun Tastura, Lombok Tengah, Sabtu (30/3/2024) sore.
Pria yang akrab disapa Dubes Iqbal mengaku senang dapat bertukar pikiran dengan para komunitas. Ia mengatakan dari forum ini ia mendapatkan banyak hal yang menjadi pekerjaan pemerintah kedepan.
“Saya memang suka kegiatan seperti ini. Dari dua narasumber saja saya mendengar banyak sekali sektor di mana pemerintah harus hadir tapi tidak mampu hadir,” kata Iqbal.
Iqbal menjelaskan, keberadaan komunitas ini sudah banyak membantu pemerintah saat ini. Salah satunya, yakni menjalankan amanat undang-undang tentang melindungi segenap rakyat Indonesia dan tumpah darahnya.
Hanya saja, Iqbal melihat pemuda saat ini belum mendapatkan perlindungan lebih dari pemerintah.
Dengan arus moderenisasi yang masuk saat ini, seperti narkoba dan lainnya lantas siapa yang harus mengatasi hal itu.
“Tapi syukur saja ada teman-teman komunitas ini yang melakukan kegiatan produktif agar teman-temannya tidak tergerus,” ujar Iqbal.
Begitu juga dengan jaminan memberikan kesejahteraan sosial, Iqbal menilai hal itu masih sangat jauh.
Selain itu, Iqbal juga menemukan adanya komunitas sukarelawan yang dengan ikhlas memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan cara membuka ruang literasi.
“Dan di sini, saya juga menemukan komunitas yang ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bisa sekolah tapi mengajak masyarakat untuk mengenal literasi. Teman-teman komunitas membaca kekosongan di mana pemerintah tidak mampu hadir di situ,” ungkap Iqbal.
Menurut Iqbal, pemerintah harus membuat pengakuan bahwa dia masih belum mampu menyelesaikan masalah ini dengan sendiri.
Oleh karena itu kata Iqbal, pemerintah kedepan harus dapat merangkul pihak non goverment yang menjadi partner berpikir.
“Dan ini (komunitas) yang harus dilibatkan, termasuk saat merancang program kerja juga harus libatkan mereka. Karena yang tau situasi di bawah itu kan dia,” beber Iqbal.
Iqbal menilai, jangan sampai pemerintah hanya membuat perencanaan kerja dengan lingkaran nya saja tanpa mengajak pihak luar. Ia meyakinkan hal itu tak mampu menyelesaikan masalah.
“Jangan kita buat perencanaan pembangunan tapi imajinasi saja. Tapi perlu kita dengerin mereka supaya kebijakan kita ada basis data dari bawah,” katanya.
Berbuka Puasa Dengan Menu Utama Teri Bengkok
Mantan Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI itu disajikan ikan teri yang dijadikan menu utama berbuka puasa.
Menurut Iqbal, ikan teri bukan hanya makanan enak sekedar makanan biasa. Namun, ia menilai ikan kering ini memiliki filosofi tersendiri dari perjalanan hidupnya.
“Ada filosofis bagi saya, bukan hanya sekedar makanan enak yang favorit saja,” katanya.
Iqbal bercerita, saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) ia sempat ragu untuk merantau. Hanya saja, kala itu ia diberikan motivasi oleh kepala sekolahnya agar tidak minder saat merantau.
“Pak Ahmad saat itu melihat kalau saya masih sedikit agak ragu dan beliau mengatakan ndak boleh minder, kita sama seperti orang yang ada di luar sana. Kita sama makan teri bengkok,” ujar Iqbal.
Ketua Asosiasi Diplomat Indonesia ini mengaku kalimat itu pun menjadi kata yang selalu diingat ketika berada di luar daerah.
Kalimat itu seolah menjadi pendorong ketika ia mengambil sikap.
“Kalimat itu yang selalu saya ingat. Jadi kita ini sama aja, jadi nggak usah minder. Kalau mereka bisa kenapa kita tidak bisa. Karena ikan teri itu sama semua. Tidak ada teri yang lurus, pasti ada bengkoknya,” tuturnya.