Ketua PW NWDI NTB TGH Mahally Fikri Tanggapi Saran FKUB Soal Kasus Dugaan Penghinaan ke TGB

Mataram – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (PW NWDI) TGH Mahally Fikri angkat bicara perihal pernyataan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) TGH Subki Sasaki terkait dugaan penghinaan dan ujaran kebencian yang dilakukan oleh Ustaz Qurais Shihab asal Mataram kepada kepada TGB HM Zainul Majdi.
TGH Mahally Fikri berpendapat bahwa imbauan untuk menjaga kondusivitas dari FKUB dinilai sebagai saran yang baik.
“Apa yang menjadi saran dan atau harapan Ketua FKUB NTB (tentang kondusibitas) pengurus dan jamaah NWDI pandang sebagai hal yang baik dan positif,” kata TGH Mahally Fikri dalam keterangannya pada Kamis (18/1/2024).
NWDI menurutnya adalah ormas keagamaan yang berpandangan bahwa mencintai, menjaga dan merawat negara/daerah adalah kewajiban agama.
Maka, dijamin warga dan jamaah NWDI tidak akan pernah melakukan hal – hal yang menimbulkan instabilitas / gangguan keamanan, lebih – lebih di tahun politik seperti sekarang ini.
“NWDI penganut dan penyebar ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, bergerak di bidang pendidikan, sosial, pembangunan ekonomi ummat dan Da’wah Islamiyah. Dengan demikian penegakan amar ma’ruf nahi munkar adalah hal yang wajib dilkukan,” jelasnya.
Kendati demikian, dalam persoalan yang dimaksud, NWDI berpandangan bahwa ucapan Ustaz Quraish Shihab telah melahirkan friksi dan gesekan di tengah umat. TGH Mahally Fikri berpendapat bahwa pernyatan yang dilontarkan adalah merupakan penghinaan dan ujaran kebencian kepada ulama.
“Kami pengurus dan jamaah NWDI memandang apa yg dilakukan oleh saudara Ustaz Quraisy Sihab pada acara Karang Bedil Bershalawat dalam rangka menyambut tibanya bulan Rajab (yang videonya viral) adalah kemungkaran dalam bentuk penghinaan dan ujaran kebencian terhadap TGB yg notabene seorang ulama’ yang keulama’an beliau diakui oleh dunia Islam (Internasional),” jelasnya.
Penghinaan terhadap Ulama’ dalam ajaran Ahlussunnah wal jamaah menurutnya adalah penghinaan (penodaan) terhadap agama Islam itu sendiri karena Ulama’ adalah salah satu simbul agama yang wajib dihormati dan dimuliakan.
“Nabi Muhammad SAW bersabda: Ulama’ itu pewaris para Nabi. Narasi yang digunakan Ustaz Quraisy Sihab dalam pidatonya itu menunjukkan dirinya seorang radikalis. Maka, dia perlu diwaspadai dan sekaligus diberikan pelajaran yang bisa menjadi efek jera bagi semua pihak agar tidak mudah menghina / merendahkan sesamanya, lebih – lebih ulama,” paparnya.
“Karena itu, permohonan maafnya (yang disampaikan lewat sebuah video) kami hargai, namun proses hukum harus dijalankan, hukum harus ditegakkan dan tidak boleh berhenti demi terciptanya keadilan,” sambungnya.
Pihaknya menjamin bahwa jemaah NWDI tidak akan melakukan demontrasi dan sebaginya bila Aparat Penegak Hukum (APH) memperoses masalah ini dengan secepat – cepat dan sebaik – baiknya.
“Jika tidak, inilah yg menghawatirkan kerena akan bisa mencederai rasa keadilan bagi jama’ah yang semuanya sangat mencintai dan menghormati TGB sebagi pemimpin dan imam kami,” terangnya.
Pernyataan Ketua FKUB
Beredarnya video dakwah yang diduga berisi konten pencemaran nama baik, penghinaan dan ujaran kebencian yang dilakukan oleh Ustaz Qurais Shihab asal Mataram kepada kepada TGB M Zainul Majdi, berbuntut pelaporan ke polisi dan unjuk rasa di depan Polda NTB
Menyikap hal tersebut, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi NTB Dr. Buya Muhammad Subki Sasaki, MH langsung bergerak mengambil sikap sesuai tupoksi.
“Awalnya pada malam Sabtu 13 Januari saya dihubungi oleh salah seorang pengurus PB NWDI lewat WA dan menyampaikan kekecewaannya atas isi video yang beredar. Malam itu juga Saya langsung menghubungi terlapor dan besok pagi saya menjumpai terlapor untuk tabayun (klarifikasi),” ungkapnya melalui keterangan resminya.
Dalam klarifikasinya itu, Ustaz Qurais Shihab menyampaikan tidak ada niat sama sekali menghina TGB, Ketua Umum PB NWDI itu.
Buya Subki pun menyarankan agar terlapor membuat video permohonan maaf atas kekhilafan, baik kepada TGB, pengurus NWDI dan juga umat Islam karena ukhuwah Islamiah.
Khawatirnya video tersebut memicu gesekan dan menganggu kondusivitas pada tahun politik.
Kemudian pada 14 Januari 2024 di pancor, TGB di hadapan semua Pengurus, Tuan Guru dan Abi Turen Maulana Syekh menyampaikan bahwa dirinya telah memaafkan terlapor, walaupun ada proses hukum.
“Saya yang menonton video tersebut tak tahan air mata, menangis karena bangga betapa berjiwa besarnya TGB Zainul Majdi sebagai ulama panutan umat,” ungkap Buya Subki.
Selanjutnya pada 15 Januari terlapor membuat video permohonan maaf yang disebar melalui channel YouTube.
Buya Subki menyampaikan agar semua pihak tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kondusivitas daerah seperti pengerahan massa atau menggoreng masalah atau memperuncing masalah di medsos.
Sikap terlapor yang sudah ikhlas meminta maaf harus dihargai, begitu juga sikap TGB yang melapor ke pihak berwajib harus dihormati. “Saya masih berusaha mencari solusi menuju titik damai,” tutup Buya Subki