Dialog Soal Pariwisata, Lalu Iqbal Gagas Kolaboratif Tourism
Mataram – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) Lalu Muhammad Iqbal, menghadiri kegiatan dialog bersama puluhan anak muda, di Rota Fresh, Jalan Catur Warga, Kota Mataram, Minggu (17/12/2023) sore.
Acara yang bertajuk ‘Dari Istanbul ke Mandalika’ ini spesifik membahas soal perbedaan pariwisata di NTB dan Istanbul Turki.
Dialog tersebut dipandu oleh konten kreator Yusril Ihza Mahendra selaku moderator, kemudian hadir sebagai pembicara Founder Explore Lombok Ingga Suwandana dan Jubir Kemenlu RI Lalu Muhammad Iqbal.
Lalu Iqbal sapaan akrab Jubir Kemenlu ini mengatakan, ia sangat mengapresiasi adanya kegiatan tersebut. Ia melihat bahwa kesadaran anak muda dalam sektor pariwisata merupakan hal yang sangat penting.
Menurut Lalu Iqbal, ada beberapa hal yang penting diketahui oleh anak muda untuk memajukan pariwisata di NTB ini, yakni membangun sinergitas yang kuat dengan seluruh pihak dalam jangka panjang.
“Yang perlu kita bangun itu adalah kolaboratif tourism. Turisme yang berbasis kolaborasi untuk membangun ekosistem pariwisata di NTB,” katanya.
Lebih jauh Lalu Iqbal mengatakan, berbicara pariwisata bukan hanya sebatas mengetahui soal hotel, restoran dan tour guide saja. Namun penting juga untuk melihat secara general.
“Tetapi semua orang, kalau kita memasukkan ini sebagai prioritas maka semua orang harus ikut serta dalamnya. Tuan Guru punya peran sendiri, ketua RT ikut, jadi semua orang punya peran sendiri masing-masing,” imbuhnya.
Mantan Dubes RI untuk Turki ini mengaku, ia mulai mengamati pariwisata di NTB ini pertama kali pada tahun 90an. Saat itu ia sedang menjalankan tugas penelitian di kampusnya.
“Dan saya ambil dulu di Senggigi, soal konflik antara pariwisata dan agama di Lombok. Dan banyak hal yang saya lihat kekurangan saat itu,” ujarnya.
Begitu juga dengan pemainnya kata Lalu Iqbal, selalu hanya berbicara soal travel agent tanpa mau melibatkan sektor lain.
“Yang saya lihat salah satu kekosongan di Lombok itu adalah kolaborasi atau partisipatif tourism,” pungkasnya.