Lombok Tengah – Pemilik nomor Handphone (HP) misterius akhirnya buka suara soal pamflet ajakan penolakan kedatangan Band Dewa-19 di Lapangan Bundar, Kecamatan Praya, Lombok Tengah.
Kepada media ini, ia secara gamblang memberikan alasan sebenarnya menyebar sebuah pamflet ajakan penolakan tersebut.
Hal itu menyusul adanya wacana kedatangan band yang didirikan oleh Ahmad Dani itu pada Jumat (27/10/2023) mendatang dalam agenda memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Lombok Tengah yang Ke-78.
Adalah Rendi Ketua Forum Manager Club, ia mengaku sangat kecewa terhadap sikap Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Tengah yang seolah-olah tak menghargai mereka.
Rendi mengatakan, adanya konser tersebut takutnya akan membuat lapangan satu-satunya yang dimiliki oleh Lombok Tengah itu akan rusak.
“Sangat kecewa terhadap kebijakan Pemda, lapangan yang satu-satunya dirusak hanya untuk kepentingan semalam,” katanya, Selasa (24/10/2023) via WhatsApp.
Padahal kata Rendi, saat ini liga 1-2-3 tengah berlangsung. Namun dengan adanya konser Dewa-19 itu, seluruh permainan terpaksa harus dihentikan.
“Liga tersebut terhenti, Pemda sangat tidak peduli dengan keberadaan kami,” ujarnya.
Selain itu, Rendi juga mengaku bahwa Pemda Lombok Tengah sama sekali tidak pernah melakukan koordinasi dengan pihak Manager Club untuk mencopot fasilitas lapangan.
“Tidak ada komunikasi sama sekali. Tiba-tiba Pemda merusak fasilitas yang ada,” sebutnya.
“sedangkan kita tau sendiri, bahwa Lapangan Bunder Praya satu-satunya lapangan yang ada di jantung kota praya. Dan merupakan salah satu wahana tempat generasi muda Lombok Tengah mengembangkan bakat mereka khususnya di dunia sepak bola,” sambungnya.
Di sisi lain, Rendi juga menyebut jika pemerintah sejauh ini tidak pernah memberikan perhatian terhadap lapangan tersebut.
“Pemda sejauh ini tidak peduli dengan keberadaan kami, Jangankan Pemda peduli merawat saja tidak pernah, malah merusak,” pungkasnya.
Terpisah, Sekertaris Daerah (Sekda) Lombok Tengah Lalu Firma Wijaya membantah jika disebut belum melakukan koordinasi sebelum mencopot fasilitas lapangan.
Bahkan, Firman juga mengaku bahwa dari jauh-jauh hari pihaknya telah mengkomunikasikan hal itu dengan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Lombok Tengah Lalu Rumiawan.
“Saya kontak Ketua Askab PSSI Lombok Tengah Lalu Rumiawan. Saya sampaikan rencana ini, dan saya minta izin untuk bongkar pagar itu selama seminggu,” kata Firman.
Firman menjelaskan, dalam percakapan via telephone itu pun ia berjanji dengan Lalu Rumiawan untuk memasang pagar pembatas lapangan itu setelah konser usai.
“Dan beliau bilang kalau begitu silahkan. Nanti saya sampaikan permakaman kepada para club karena sekarang sedang bertanding soalnya,” kata Firman mencontohkan.
Di sisi lain, mantan Kadis PUPR ini juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mengeluarkan surat permakluman kepada para club. Surat tersebut ditandatangani langsung olehnya selaku Sekda.
“Sudah saya sampaikan surat permalukan kok. Atas dasar itu akhirnya kita bongkar. Karena kalau kita tetap biarkan pagar itu keamanan penonton juga mengkuatirkan,” tandasnya.