NasionalPileg 2024Pilpres 2024Politik

Survei Presisi, Elektabilitas Ganjar-Mahfud di Lombok Mentok di Angka 12,30 Persen

Mataram – Prediksi Survei dan Statistik Indonesia (Presisi) merilis hasil survei Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pada survei yang dilakukan Presisi pada pada 25 Oktober sampai dengan 8 November 2023 itu, mengungkap hasil elektabilitas (keterpilihan) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pulau Lombok.

Survei itu dilakukan dengan menggunakan metode sampling-acak bertingkat (multi stage random sampling) dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.

Adapun sebaran 880 responden di 5 kabupaten/kota di NTB. Margin of error sebesar +/- 3 persen.

Hasil survei Presisi ini mencatat elektabilitas capres-cawapres nomor urut 2, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi posisi teratas dengan angka 42,70 persen.

Posisi Prabowo-Gibran itu disusul oleh pasangan nomor urut 1, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 22 persen.

Sedangkan pada posisi ketiga, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh angka keterpilihan 12,30 persen. Sementara, angka swing voters (pemilih mengambang) 23 persen.

Direktur Presisi Darwan Samurdja membeberkan sejumlah alasan mengapa elektabilitas Ganjar-Mahfud di Pulau Lombok tidak terdongkrak naik.

Menurut Darwan, dari hasil survei yang ia lakukan. Khusus di Pulau Lombok Presisi melihat sebagian besar pemilih di pulau seribu masjid itu adalah loyalis Prabowo Subianto sejak tahun 2014.

“Kenapa Prabowo masih tinggi? Pemilih Prabowo ketika survei dilakukan relatif tidak bergeser dari pilihannya pada 2019. Mereka ini pemilih loyalis Prabowo,” kata Darwan, di Mataram pada Jumat (17/11/2023).

Selain itu, Darwan juga mengungkapkan pemilih Jokowi pada 2019 lebih banyak lari ke Anies-Muhaimin.

Lebih jauh, tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran juga dibuktikan dengan masifnya sosialisasi lewat atribut, baliho atau alat peraga kampanye (APK).

Kemudian Anies-Muhaimin, berada di posisi kedua lantaran memang selama ini Anies-Muhaimin dicitrakan sebagai capres-cawapres yang religius.

Hal tersebut membuat pemilih di Pulau Lombok cenderung memilih Anies-Muhaimin dikarenakan kultur pemilih yang cenderung agamis.

“Tapi secara umum, semua kandidat punya potensi yang sama untuk masih melakukan endorsement menarik simpati publik, menaikkan elektabilitas mereka,” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button