Survei Presisi Begini Elektabilitas Partai di Dapil Lombok
Mataram – Prediksi Survei dan Statistik Indonesia (Presisi) merilis hasil survei Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI dapil NTB II Pulau Lombok, pada Jumat (17/11/2023).
Survei yang dilakukan pada 25 Oktober sampai dengan 8 November 2023 itu menggunakan metode sampling-acak bertingkat (multi stage random sampling) dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Adapun sebaran 880 responden di 5 kabupaten/kota di NTB dengan margini of error +/- 3 persen. Sebagai informasi, pileg DPR dapil NTB II Pulau Lombok mendapat jatah alokasi 8 kursi.
Selain itu, survei tersebut memotret peta kekuatan partai politik serta popularitas (keterkenalan) dan elektabilitas (keterpilihan) calon anggota legislatif (caleg).
Dari sisi kedikenalan partai politik, Partai Golkar masih menempati posisi puncak. Disusul Gerindra dan PDIP. Kemudian, pada posisi keempat PAN nampaknya sedikit lebih mengungguli PKB dan PKS.
Mayoritas delapan besar masih diisi oleh partai politik yang mendulang kursi di pileg DPR dapil Pulau Lombok pada 2019 silam. Namun, posisi Demokrat sepertinya disingkir oleh Perindo.
Tingkat Popularitas
(Kedikenalan)
- Golkar 74 persen
- Gerindra 70,68 persen
- PDIP 68,63 persen
- Partai Amanat Nasional (PAN) 64,31 persen
- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 63,63 persen
- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 63,18 persen
- NasDem 61,81 persen
- Perindo 59,77 persen
- Demokrat 59,77 persen
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 58,63 persen
- Hanura 52 persen
- Partai Bulan Bintang (PBB) 51,13 persen
- Gelora 33,18 persen
- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 31,36 persen
- Buruh 18,86 persen
- Garuda 17,50 persen
- Ummat 9,77 persen
- Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 3,18 persen
Selanjutnya, dari sisi keterpilihan, dari delapan besar parpol yang berpotensi meraih kursi, hanya Perindo yang merupakan pendatang baru. Perindo menggeser PPP dari posisi delapan besar.
Tingkat Elektabilitas (keterpilihan) Parpol
- Partai Golkar 17,20 persen
- Gerindra 17,03 persen
- Perindo 12,91 persen
- PKB 8,22 persen
- PKS 6,61 persen
- PAN 6 persen
- PDIP 4,22 persen
- NasDem 2,96 persen
- PPP 1,37 persen
- PSI 0,68 persen
- Gelora 0,68 persen
- Ummat, PBB, Garuda, Hanura, PKN, Buruh 0 persen
Swing voters 17,12 persen
Tingkat Popularitas (keterkenalan) Caleg DPR Dapil Pulau Lombok
Kelompok I (popularitas di atas 5 persen)
- TGB Zainul Majdi (Perindo) 48,40 persen
- Sari Yuliati (Golkar-petahana) 22,95 persen
- Lalu Gede Syamsul Mujahidin (PAN) 22,27 persen
- Nanang Samodra (Demokrat-petahana) 16,38 persen
- Busfi Arusagara (Golkar) 15,90 persen
- Lale Syifaunnufus (Gerindra) 12,95 persen
- Syamsul Lutfi (NasDem-petahana) 11,36 persen
- Rachmat Hidayat (PDIP-petahana) 10,22 persen
- Wartiah (PPP-petahana) 9,09 persen
- Rannya Agustyra Kristiono (Gerindra) 8,86 persen
- Helmy Faishal Zaini (PKB-petahana) 8,40 persen
- Abdul Hadi (PKS) 7,95 persen
- Lalu Hery Saputra Jaya (PKB) 7,50 persen
- Suherman Edy Kusuma (PAN) 7,50 persen
- Fauzan Khalid (NasDem)
Tingkat Elektabilitas (keterpilihan) Caleg DPR Dapil Pulau Lombok - TGB Zainul Majdi (Perindo) 12,91 persen
- Sari Yuliati (Golkar) 7,27 persen
- Lale Syifaun Nufus (Gerindra) 5,68 persen
- Rannya Agustyra Kristiono (Gerindra) 3,86 persen
- Busfi Arusagara (Golkar) 3,40 persen
- Suherman Edy Kusuma (PAN) 2,04 persen
- Izzul Islam (PAN) 1,81 persen
- Fauzan Khalid (NasDem) 1,59 persen
- Rachmat Hidayat (PDIP) 1,59 persen
- Sulhan (Demokrat) 1,31 persen
- Abdul Hadi (PKS) 1,13 persen
- Lainnya 6,75 persen
Swing voters 50,84 persen
Dari hasil survei yang dipaparkan Presisi ini, nampaknya terdapat skema peta politik baru pada tahun 2024. Di mana, sejumlah petahana berpotensi terpental (tidak dapat kursi).
Sebut saja Suryadi Jaya Purnama (PKS), Wartiah (PPP), Syamsul Lutfi (NasDem) Nanang Samodra (Demokrat), dan Helmy Faishal Zaini (PKB).
Direktur sekaligus pendiri Presisi, Darwan Samurda, memaparkan hasil temuannya bahwa sejumlah petahana memang berpotensi tergeser.
Alasannya, pertama karena ia melihat ada potensi beberapa inkumben memang tergeser, diganti dengan fighter baru.
“Kedua, temuan hari ini kan masih tesisa tiga bulan efektif sebelum pencoblosan. Inkumben ini kan masih punya sumber daya atau amunisi yang belum dikeluarkan dan bisa terjadi perubahan peta politik,” katanya di Mataram, Jumat pagi.
Namun, Darwan menegaskan angka swing voters masing terbilang tinggi, yakni 50,84 persen. Namun, dia memaklumi hal ini karena jarak antara survei dilakukan dengan hari pencoblosan masih cukup lama dan tahapan kampanye resmi belum dimulai.
“Dengan swing voters yang masih tinggi, caleg masih bisa melakukan penetrasi untuk meyakinkan kembali pemilih. Yang jelas pertarungan akan sengit,” beber Darwan.
Darwan juga menegaskan survei yang dia lakukan independen. Tidak berafiliasi dengan partai politik maupun atau calon tertentu.
“Survei biaya sendiri, sifatnya independen. Bisa dijamin, track record bisa dicek. Bisa dipertanggungjawabkan, baik secara metode dan hasil,” tegasnya.
Sebagai informasi, Presisi telah melakukan sejumlah survei sebelumnya. Termasuk di sejumlah pilkada kabupaten/kota di NTB beberapa tahun lalu.
Salah satunya yaitu Membantu
pasangan
Djohan
Samsu – Danny Carter Febrianto
(JODA) di Pilkada KLU tahun
2020 dengan gap yang cukup
besar
mengalahkan Pasangan
Najmul Ahyar – Suardi (NADI)
selaku Incumbent.