NasionalPileg 2024Pilpres 2024Politik

Survei Presisi Begini Elektabilitas Partai di Dapil Lombok

Mataram – Prediksi Survei dan Statistik Indonesia (Presisi) merilis hasil survei Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI dapil NTB II Pulau Lombok, pada Jumat (17/11/2023).

Survei yang dilakukan pada 25 Oktober sampai dengan 8 November 2023 itu menggunakan metode sampling-acak bertingkat (multi stage random sampling) dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.

Adapun sebaran 880 responden di 5 kabupaten/kota di NTB dengan margini of error +/- 3 persen. Sebagai informasi, pileg DPR dapil NTB II Pulau Lombok mendapat jatah alokasi 8 kursi.

Selain itu, survei tersebut memotret peta kekuatan partai politik serta popularitas (keterkenalan) dan elektabilitas (keterpilihan) calon anggota legislatif (caleg).

Dari sisi kedikenalan partai politik, Partai Golkar masih menempati posisi puncak. Disusul Gerindra dan PDIP. Kemudian, pada posisi keempat PAN nampaknya sedikit lebih mengungguli PKB dan PKS.

Mayoritas delapan besar masih diisi oleh partai politik yang mendulang kursi di pileg DPR dapil Pulau Lombok pada 2019 silam. Namun, posisi Demokrat sepertinya disingkir oleh Perindo.

Tingkat Popularitas
(Kedikenalan)

  1. Golkar 74 persen
  2. Gerindra 70,68 persen
  3. PDIP 68,63 persen
  4. Partai Amanat Nasional (PAN) 64,31 persen
  5. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 63,63 persen
  6. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 63,18 persen
  7. NasDem 61,81 persen
  8. Perindo 59,77 persen
  9. Demokrat 59,77 persen
  10. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 58,63 persen
  11. Hanura 52 persen
  12. Partai Bulan Bintang (PBB) 51,13 persen
  13. Gelora 33,18 persen
  14. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 31,36 persen
  15. Buruh 18,86 persen
  16. Garuda 17,50 persen
  17. Ummat 9,77 persen
  18. Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 3,18 persen

Selanjutnya, dari sisi keterpilihan, dari delapan besar parpol yang berpotensi meraih kursi, hanya Perindo yang merupakan pendatang baru. Perindo menggeser PPP dari posisi delapan besar.

Tingkat Elektabilitas (keterpilihan) Parpol

  1. Partai Golkar 17,20 persen
  2. Gerindra 17,03 persen
  3. Perindo 12,91 persen
  4. PKB 8,22 persen
  5. PKS 6,61 persen
  6. PAN 6 persen
  7. PDIP 4,22 persen
  8. NasDem 2,96 persen
  9. PPP 1,37 persen
  10. PSI 0,68 persen
  11. Gelora 0,68 persen
  12. Ummat, PBB, Garuda, Hanura, PKN, Buruh 0 persen
    Swing voters 17,12 persen

Tingkat Popularitas (keterkenalan) Caleg DPR Dapil Pulau Lombok

Kelompok I (popularitas di atas 5 persen)

  1. TGB Zainul Majdi (Perindo) 48,40 persen
  2. Sari Yuliati (Golkar-petahana) 22,95 persen
  3. Lalu Gede Syamsul Mujahidin (PAN) 22,27 persen
  4. Nanang Samodra (Demokrat-petahana) 16,38 persen
  5. Busfi Arusagara (Golkar) 15,90 persen
  6. Lale Syifaunnufus (Gerindra) 12,95 persen
  7. Syamsul Lutfi (NasDem-petahana) 11,36 persen
  8. Rachmat Hidayat (PDIP-petahana) 10,22 persen
  9. Wartiah (PPP-petahana) 9,09 persen
  10. Rannya Agustyra Kristiono (Gerindra) 8,86 persen
  11. Helmy Faishal Zaini (PKB-petahana) 8,40 persen
  12. Abdul Hadi (PKS) 7,95 persen
  13. Lalu Hery Saputra Jaya (PKB) 7,50 persen
  14. Suherman Edy Kusuma (PAN) 7,50 persen
  15. Fauzan Khalid (NasDem)
    Tingkat Elektabilitas (keterpilihan) Caleg DPR Dapil Pulau Lombok
  16. TGB Zainul Majdi (Perindo) 12,91 persen
  17. Sari Yuliati (Golkar) 7,27 persen
  18. Lale Syifaun Nufus (Gerindra) 5,68 persen
  19. Rannya Agustyra Kristiono (Gerindra) 3,86 persen
  20. Busfi Arusagara (Golkar) 3,40 persen
  21. Suherman Edy Kusuma (PAN) 2,04 persen
  22. Izzul Islam (PAN) 1,81 persen
  23. Fauzan Khalid (NasDem) 1,59 persen
  24. Rachmat Hidayat (PDIP) 1,59 persen
  25. Sulhan (Demokrat) 1,31 persen
  26. Abdul Hadi (PKS) 1,13 persen
  27. Lainnya 6,75 persen
    Swing voters 50,84 persen

Dari hasil survei yang dipaparkan Presisi ini, nampaknya terdapat skema peta politik baru pada tahun 2024. Di mana, sejumlah petahana berpotensi terpental (tidak dapat kursi).

Sebut saja Suryadi Jaya Purnama (PKS), Wartiah (PPP), Syamsul Lutfi (NasDem) Nanang Samodra (Demokrat), dan Helmy Faishal Zaini (PKB).

Direktur sekaligus pendiri Presisi, Darwan Samurda, memaparkan hasil temuannya bahwa sejumlah petahana memang berpotensi tergeser.

Alasannya, pertama karena ia melihat ada potensi beberapa inkumben memang tergeser, diganti dengan fighter baru.

“Kedua, temuan hari ini kan masih tesisa tiga bulan efektif sebelum pencoblosan. Inkumben ini kan masih punya sumber daya atau amunisi yang belum dikeluarkan dan bisa terjadi perubahan peta politik,” katanya di Mataram, Jumat pagi.

Namun, Darwan menegaskan angka swing voters masing terbilang tinggi, yakni 50,84 persen. Namun, dia memaklumi hal ini karena jarak antara survei dilakukan dengan hari pencoblosan masih cukup lama dan tahapan kampanye resmi belum dimulai.

“Dengan swing voters yang masih tinggi, caleg masih bisa melakukan penetrasi untuk meyakinkan kembali pemilih. Yang jelas pertarungan akan sengit,” beber Darwan.

Darwan juga menegaskan survei yang dia lakukan independen. Tidak berafiliasi dengan partai politik maupun atau calon tertentu.

“Survei biaya sendiri, sifatnya independen. Bisa dijamin, track record bisa dicek. Bisa dipertanggungjawabkan, baik secara metode dan hasil,” tegasnya.

Sebagai informasi, Presisi telah melakukan sejumlah survei sebelumnya. Termasuk di sejumlah pilkada kabupaten/kota di NTB beberapa tahun lalu.

Salah satunya yaitu Membantu
pasangan
Djohan
Samsu – Danny Carter Febrianto
(JODA) di Pilkada KLU tahun
2020 dengan gap yang cukup
besar
mengalahkan Pasangan
Najmul Ahyar – Suardi (NADI)
selaku Incumbent.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button