Evi Apita Maya Sebut Persoalan Foto ‘Terlalu Cantik’ Bernuansa Politis
Mataram – Bakal Calon Anggota Legistaltif (Bacaleg) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tahun 2024 dari dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) Evi Apita Maya menegaskan foto yang digunakan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah asli.
Evi pun mengaku heran karena fotonya setiap pemilihan selalu dipersoalkan. Ia menduga motif menyoalkan hal tersebut terkesan sangat politis.
“Sebetulnya soal foto itu tidak perlu saya tanggapi. Saya juga mau senyum, apa ya. Apa motifnya lagi-lagi masalah foto ini?,” kata Evi kepada awak media, pada Senin (23/10/2023) di Mataram.
Evi menyakini munculnya isu soal fotonya itu dikarenakan Ketua Aliansi Pemuda Pemerhati Penegakan Hukum (AP3H) NTB, Apriadi Abdi Negara belum menemuinya secara langsung.
“Mungkin kalau foto saya dianggap lebih cantik daripada aslinya mungkin silahkan lihat ya, saya tidak mau berkomentar,” ujarnya.
Menurut Evi, seluruh tahap pendaftaran yang dicantumkan dalam Peraturan KPU (PKPU) telah ia penuhi, termasuk untuk menggunakan foto yang diambil selama 6 bulan terakhir sebelum masa pendaftaran di KPU.
“Saya pikir yang bersangkutan (Apriadi Abdi Negara,red) belum pernah ketemu sama saya. Dan yang bersangkutan juga ada apa sesungguhnya? Kenapa saya aja?,” ungkapnya.
Tak hanya itu, senator periode 2019-2024 ini juga menegaskan bahwa foto yang ia gunakan tidak jauh beda dengan yang dipakai oleh caleg lainnya.
“Teman-teman yang menjadi calon seperti apa aslinya dan seperti apa aslinya teman-teman bisa liat juga,” ungkapnya.
Evi menjelaskan, foto yang ia pakai pada pileg 2024 itu diambil pada tanggal 1 Mei 2023. Ia juga mengaku masih punya bukti chat dengan pemilik studio foto tempat ia berfoto.
“Ini bukti saya komunikasi sebelum pendaftaran. Itu pun salonnya saya salon di rumah kok,” tegasnya.
Peraih suara terbanyak pada tahun 2019 ini meminta kepada Ketua AP3H NTB untuk membuka akun instagram resminya, di sana kata Evi ada pengakuan kecantikannya dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekaf RI) Sandiaga Salahuddin Uno yang mengatakan bahwa dia lebih cantik dari pada yang di foto.
“Ada video Kemenparektaf yang aslinya lebih cantik dari fotonya. Silahkan kalau mau dilihat, saya lihatin,” katanya.
Menurutnya, cantik dan tidaknya seorang perempuan itu sesungguhnya subjektif. Tergantung dari siapa yang memandang. Ia mengaku ogah untuk menanggapi dengan serius. Evi menilai riuhnya soal foto itu Ia anggap sebagai kampanye gratisnya.
“Cantik itu subjektif. Tapi tidak apa-apa lah, saya anggap itu iklan gratis buat saya,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua AP3H NTB, Apriadi Abdi Negara meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan KPU NTB menegur dan melakukan evaluasi penggunaan foto tersebut.
Abdi menganggap penggunaan foto itu berbeda dengan tampilan wajah asli Evi yang kini telah berumur 49 tahun.
“Makanya kami meminta Bawaslu dan KPU NTB melakukan evaluasi atau pengawasan penggunaan foto oleh calon DPD RI (Evi Apita Maya),” katanya.
Menurut Abdi, dirinya tidak pernah mempermasalahkan soal kecantikan Evi. Namun, ia mempertanyakan keaslian foto yang digunakan mendaftarkan di KPU itu.
“Saya tidak persoalkan cantiknya. Tapi foto yang digunakan. Subjektif cantik dan tidaknya,” ujarnya.
Abdi menjelaskan, sesuai dengan Pasal 22 huruf e UUD 45 Jo UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 Jo Pasal 65 ayat 1 Huruf j PKPU no 30/2018, menyebutkan foto ukuran yang ditentukan dalam bentuk naskah asli (hardcopy) dan naskah asli elektronik (softcopy), yang merupakan foto terakhir yang diambil paling lambat enam bulan sebelum pendaftaran calon anggota DPD.
Atas dasar itu, Abdi menegaskan pihaknya akan melaporkan foto tersebut dalam waktu dekat ke Bawaslu NTB.
“Dalam waktu dekat saya selaku masyarakat akan mengajukan laporan dan keberatan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam rilis Daftar Calon Sementara (DCS) yang dikeluarkan KPU, Evi nampak menggunakan foto yang berbeda dengan yang ia gunakan pada pileg 2019 silam saat dirinya digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Dalam DCS yang diakses di laman resmi KPU, Evi menggunakan baju berwarna hijau dengan perpaduan kerudung berwarna kuning.
Foto itu, merupakan foto yang berbeda dari apa yang digunakan Evi pada pileg 2019 silam.
Pada pileg 2019, Evi menggunakan baju berwarna hijau tua, mirip dengan yang ia gunakan untuk pileg 2024 mendatang.
Hanya saja yang membedakan adalah warna kerudungnya. Hijab yang digunakan Evi di kertas suara pada 2019 silam lebih berwarna kuning keemasan.
Selain itu, Evi juga sempat bikin heboh pada pileg 2019 silam. Pasalnya, ia terpilih menjadi anggota DPD dan dilaporkan lantaran dituding menggunakan foto hasil editan pada kertas suara pemilihan.
Kala itu Farouk Muhammad sebagai pesaing berat Evi Apita Maya pada 2019 mempersoalkan fotonya ke MK.
Tak tanggung-tanggung, pada pileg DPD 2019 silam, Evi sebagai pendatang baru meraih suara terbanyak mengalahkan inkumben lain dengan total raihan 283.932 ribu suara.