Berita

Lalu Arif Nilai Gubernur NTB Berjiwa Besar Tak Lantik Kakaknya Jadi Inspektur Inspektorat

MATARAM, PolitikaNTB – Kakak Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Baiq Nelly Kusumawati tak berhasil menduduki jabatan Inspektur Inspektorat NTB.

Hal itu tercermin dari mutasi jabatan yang dilakukan Pemprov NTB pada Rabu, 17 September 2025.

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal lebih memilih menunjuk Herman Budi sebagai Inspektur Inspektorat NTB. Dalam pelantikan di Pendopo Gubernur, Iqbal melantik 13 pejabat, terdiri dari 6 pejabat eselon II hasil lelang jabatan, dua kepala OPD, dan 5 pejabat eselon III yang dirotasi. 

Anggota DPRD NTB Lalu Arif Rahman Hakim angkat bicara ihwal tersebut. Menurutnya, sikap Gubernur Iqbal yang tak mengendepankan ego pribadi dalam meramu birokrasi dinilai sikap berjiwa besar.

“Dalam pandangan saya, memang apa yang dilakukan gubernur adalah langkah yang benar dan berjiwa besar. Sikap ini wisdom (kebijaksanaan) dan berjiwa besar,” kata Lalu Arif kepada awak media di Mataram.

BACA JUGA: Iqbal Sebut Mutasi Perdana Sebagai Penyegaran: Tidak Semua Orang Akan Puas

Penilaian itu dinilai bukan tanpa alasan. Tetapi, berdasarkan informasi yang dihimpun, hasil tes Baiq Nelly yang dilakukan Tim Pansel berada pada urutan teratas ketimbang kompetitor yang lain.

“Jadi memang kalau bicara kemampuan dan kapasitasnya luar biasa. Sudah teruji di Kota Mataram. Dan hasil tes panselnya kan tertinggi,” kata Politisi Partai NasDem itu.

Lalu Arif berupaya memahami suasana kebatinan Gubernur Iqbal. Ia menilai, persepsi negatif akan muncul tatkala Gubernur Iqbal melantik kakaknya (Baiq Nelly) sebagai Inspektur Inspektorat.

“Tapi memamg kalau ini dipaksakan, pasti akan ramai. Meskipun itu benar hasil pansel (tertinggi). Orang akan punya persepsi macam-macam dan pasti akan berdampak pada pemerintahan gubernur. Ini juga ujian atas konsistensi sikap beliau,” ujarnya.

BACA JUGA: Gubernur NTB: Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Kunci Utama Kemajuan

Lalu Arif juga merespons anggapan bahwa Baiq Nelly dianggap paling mumpuni untuk menduduki jabatan Inspektur Inspektorat. Apalagi, jika berbicara penerapan prinsip-prinsip meritokrasi.

“Kalau normatifnya ya begitu. Tapi kan ini berbicara rasa. Silakan dibayangkan bagaimana situasinya jika benar beliau meluluskan kakaknya,” jelas anggota DPRD NTB asal Dapil NTB VII Lombok Tengah itu.

Gubernur Iqbal juga merespons tak terpilih kakaknya (Baiq Nelly) sebagai Inspektur Inspektorat.

Menurut Iqbal, ada banyak pertimbangan tidak memilih kakaknya menduduki jabatan Inspektur Inspektorat NTB. Apa saja alasannya, Iqbal tidak merincikannya. Namun ia memastikan, kakaknya Baiq Nelly memahami keputusannya tersebut.

“Banyak pertimbangan yang saya berikan, makanya saya memutuskan memilih Pak Budi. Saya yakin kakak saya sudah paham pertimbangan saya, dan beliau sudah cukup senang mengikuti proses seleksi yang objektif,” jelasnya.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki ini memastikan, proses seleksi jabatan akan terus mengedepankan sistem meritoktrasi. Saat ini, masih banyak kursi kepala OPD yang kosong, sehingga proses seleksi berikutnya segera dibuka.

“Banyak yang kosong makanya akan ada pansel selanjutnya. Memang kita batasi enam saja yang seleksi terbuka kemarin, supaya pansel tidak terlalu padat,” jelasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button