MATARAM, PolitikaNTB – Kementerian Agama RI belum memutuskan siapa rektor definitif Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram periode 2025-2029. Untuk itu, Kemenag RI memperpanjang masa tugas Prof Masnun Tahir sebagai rektor sementara UIN Mataram sampai ditetapkannya rektor definitif.
Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 193945/MA.KP.07/7/2025.
“Terhitung mulai tanggal 28 Juli 2025 memperpanjang masa jabatan tugas tambahan Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag..NIP 197508272*********, Pembina Utama, IV/e, Profesor dengan jabatan tgas tambahan sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Mataram sampai dengan ditetapkan dan dilantiknya Rektor baru,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam surat yang dikutip PolitikaNTB pada Senin (28/7/2025).

Surat itu ditetapkan pada 23 Juli 2025 yang lalu.
“Kepada yang bersangkutan diberikan tunjangan jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Keputusan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan seperlunya,” lanjutnya.
Sebagai informasi, masa jabatan Prof Masnun sebagai rektor UIN Mataram 2021-2025 berkahir terhitung hari ini, 28 Juli 2025.
Diberitakan sebelumnya, Proses panjang seleksi calon rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram periode 2025-2029 mendekati babak akhir. Saat ini, publik hanya tinggal menunggu pengumuman resmi dari Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar.
Siapakah sosok yang akan menakhodai kampus Islam terbesar di NTB di periode mendatang? Pengumuman diperkirakan akan dilakukan sebelum tanggal 28 Juli 2025, yakni saat berakhirnya masa jabatan Prof. Masnun Tahir sebagai Rektor UIN Mataram periode 2021-2025.
“Proses seleksi sudah tuntas. Tinggal diumumkan oleh Menteri Agama siapa rektor terpilih,” ujar Ketua Panitia Penjaringan Calon Rektor UIN Mataram, Muhammad Sa’i, dalam keterangan yang diterima PolitikaNTB pada Rabu (23/7/2025).
Proses pemilihan rektor dilakukan secara berlapis dan transparan. Panitia lokal terlebih dahulu menjaring enam calon rektor dari kalangan akademisi terbaik internal UIN Mataram.
Keenam kandidat kemudian mengikuti fit and proper test yang diselenggarakan oleh Komite Seleksi independen yang dibentuk oleh Kementerian Agama. Komite Seleksi ini berganggotakan sembilan orang.
Di antaranya: Komisi Seleksi Calon Rektor: Sekretaris Jenderal Prof. Kamarudin Amin; Dirjend Pendis Prof. Suyitno; Irjend Khairunnas MH; Kaban Prof. Ramadhani; Direktur PTKIN Prof. Sahiron; Sisdirjenpendis Prof. Arskal Salim; Kabiro Kepegawaian Dr. Wawan Junaidi; Prof. Nursyam; dan Prof. Moh. Mukri.
Adapun nama-nama yang mengikuti tahapan uji kelayakan tersebut adalah, Prof. Muhammad, Prof. Masnun Tahir, Prof. Jumarim, Prof. Fahrurrozi, Prof. Adil Fadli, dan Prof. Abdul Fattah.
Setelah proses tersebut, Komite Seleksi mengerucutkan menjadi tiga besar yang dinilai paling layak untuk memimpin kampus. Ketiga nama tersebut kini berada di tangan Menteri Agama, untuk kemudian ditetapkan seoranf rektor definitif.
“Kami tidak memiliki kewenangan untuk menyebutkan tiga nama itu. Kita tunggu pengumuman resmi dari kementerian,” jelas Sa’i.
Dari informasi yang dihimpun PolitikaNTB, tiga nama yang kini masuk di meja Menteri Agama Nasaruddin Umar adalah Prof. Muhammad; Prof. Masnun Tahir; dan Prof. Fahrurrozi.
Pergantian Rektor tidak hanya menjadi agenda administratif, tetapi juga menyangkut arah masa depan pendidikan tinggi keagamaan di NTB.
Sebagai satu-satunya UIN di wilayah ini, peran strategis kampus mencakup pengembangan ilmu keislaman, peningkatan kualitas akademik, serta penguatan karakter mahasiswa dalam menghadapi tantangan global.
Rektor baru diharapkan mampumen- dorong inovasi kurikulum berbasis moderasi beragama, memperkuat riset dan kolaborasi internasional, meningkatkan mutu lulusan yang siap bersaing secara nasional dan global serta memperluas akses pendidikan untuk masyarakat terpencil dan kurang mampu.
Kepemimpinan Rektor akan menentukan ritme pembangunan kampus lima tahun ke depan, mulai dari kebijakan anggaran, penataan sumber daya manusia, hingga relasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat.
Proses seleksi yang dilakukan secara terbuka dan profesional menjadi bukti komitmen UIN Mataram dan Kementerian Agama dalam menjaga kredibilitas serta mutu tata kelola perguruan tinggi.
Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya partisipasi publik dan sivitas akademika dalam menjaga arah lembaga pendidikan tetap sesuai dengan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.
“Siapa pun yang terpilih nanti, semoga mampu membawa UIN Mataram menjadi lembaga pendidikan yang unggul, inklusif, dan relevan den- gan perkembangan zaman,” harap Sa’i.