Kematian Perempuan Lombok Tengah Penuh Misteri, Keluarga Sebut Sejumlah Kejanggalan
Lombok Tengah – Kasus kematian Heni Sukmayanti (25) warga Dusun Bedus,Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut Lombok Tengah, masih menjadi misteri.
Ia sebelumnya ditemukan tewas tergeletak di kamar kosnya di Desa Kuta, Lombok Tengah, pada Kamis (21/4/2024).
Kematiannya itu pertama kali diketahui usai salah satu rekan kerja korban yang curiga bahwa korban tidak pernah masuk kerja selama dua hari dan saat di hubungi via telpon nomornya tidak aktif.
Paman korban Damai Santoso atau Amaq Daud berkeyakinan jika Heni bukan tewas bunuh diri melainkan dibunuh oleh seseorang.
Ia mengatakan banyak hal yang janggal dari kematian sang keponakan.
“Saya tidak percaya kalau korban mati bunuh diri. Karena kami dari pihak keluarga melihat kasus ini banyak sekali kejanggalannya,” kata Damai kepada PolitikaNTB, Selasa (16/4/2024).
Damai menjelaskan bahwa pada hari itu pihak keluarga tiba di tempat kejadian perkara (TKP) usai mendapatkan laporan soal kejadian tersebut.
Saat itu ia melihat kondisi korban dalam kondisi terlentang di kamar dan pakaiannya yang sudah siap tidur maka sangat tak wajar jika disebut mati bunuh diri.
“Saya liat pas setelah olah TKP oleh Tim Inafis Polres Lombok Tengah saat mau dimasukkan ke dalam kantong plastik. Setelah saya liat langsung saya bilang ini dibunuh sama orang. Bukan bunuh diri,” ujar Damai.
Selain itu kata Damai, saat memandikan jenazah di RS Bhayangkara Polda NTB, keluarga melihat banyak terdapat luka memar di sekujur tubuh Heni. Mulai dari kepala hingga bagian perut.
Tak hanya itu, keluarga juga melihat banyak darah keluar dari lubang hidung korban. Sementara posisi mulut korban dalam kondisi miring.
Keluarga Sebut Barang Berharga Korban Hilang
“Kata polisi korban mati bunuh diri dengan menjeratkan lehernya dengan kabel yang ada di kosannya. Tapi itu kan ndak mungkin, karena kalau secara logika kan kalau dijerat kabel sama orang memang kita mati, tapi kalau jerat sendiri tidak mungkin karena pasti kita lemas,” imbuhnya.
Tidak sampai sana, Damai menyebut anehnya lagi sejumlah perhiasan milik korban juga hilang.
Mulai dari gelang emas yang baru dibeli, cincin, kalung dan uang di dompet.
“Ada masnya, ada bekas struk belanjanya. Itu juga bukti kalau korban mati bukan karena bunuh diri,” tegasnya.
Di sisi lain, Damai menegaskan korban sebelum masuk kamar ia sempat berbelanja di toko ritel modern untuk membeli mie instan dan beberapa kebutuhan lainnya.
Hal itu pun menunjukkan bahwa korban tewas bukan karena bunuh diri.
“Karena kalau dia mau bunuh diri kan dia ndak mungkin beli makanan. Paling tidak dia beli racun atau apa kan. Tapi ini dia beli mie instan buat menyambung hidup,” bebernya.
Pihak keluarga berharap pihak kepolisian serius menangani kasus tersebut.
Ia melihat banyak hal yang janggal yang harus diungkapkan oleh kepolisian.
Tak tanggung-tanggung, pihak keluarga juga siap memasukkan laporan ke Mabes Polri jika Polres Lombok Tengah tak mampu mengungkap siapa pelakunya.
“Karena banyak sekali kejanggalan di sini. Maka kami berharap agar polisi serius menangani kasus ini. Agar pelaku bisa dihukum,” pungkasnya.
Kasus Masih Dalam Proses Penyidikan
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Loteng, Iptu Luk Luk il Maqnun yang dikonfirmasi media ini via whatsapp belum memberikan keterangan kendati sudah ditelpon.
Hanya saja, berdasarkan data SP2HP yang dikeluarkan pada tanggal 16 April 2024 yang diterima media ini mengungkapkan bahwa, kasus tersebut saat ini masih dalam proses penyelidikan.
Polisi juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan upaya-upaya, seperti melakukan olah TKP, autopsi di RS Bhayangkara Mataram dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.
SP2HP tersebut juga menyebutkan bahwa penyidik telah memanggil dan memanggil 5 saksi.
Selain itu, penyidik Satreskrim Polres Lombok Tengah juga saat ini tengah membuat permohonan CRD, IMEI dan CALLDUM kepada Kabareskrim Polri untuk mengetahui isi percakapan yang ada dalam ponsel korban.
Di sisi lain, kepolisian juga berjanji kepada pihak keluarga untuk intens memberikan perkembangan kasus tersebut.
Polisi juga mempersilahkan pihak keluarga untuk menanyakan kasus itu ke penyidik.(*)
adisahabudin1983@gmail.com
Mudah mudahan dalam hal ini Polisi Bisa melaksanakan prinsip melindungi, mengayomi masyarakat. Demi terlaksananya Keadilan pada masyarakat dan demi Nama baik dn integritas kepolisian yg kita cintai. Jangan sampai dgn kasus2 seperti ini nama baik dan integritas kepolisian menurun di mata masyarakat Lombok tengah hususnya.