NasionalPileg 2024Pilpres 2024Politik

Indonesia dan Anggota OKI Dorong AS Tekan Resolusi Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Mataram – Pemerintah Indonesia bersama 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terus berupaya meyakinkan Amerika Serikat untuk menekan resolusi gencatan senjata permanen antara Israel dan Palestina.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Muhammad Lalu Iqbal mengatakan sikap Indonesia bersama semua seluruh menteri luar negeri negara-negara OKI melakukan upaya meyakinkan AS untuk menekan resolusi perdamaian antara Israel dan Palestina.

“Upaya itu masih terus dilakukan oleh kemlu negara-negara OKI untuk terus meyakinkan terutama AS. Agar supaya tidak memveto draft rancangan resolusi yang dalam beberapa saat ini mungkin dibahas,” katanya usai menjadi pembicara diskusi Publik NTB Candidate Connect di Kota Mataram, Jumat malam (22/12/2023).

Menurut Lalu Iqbal, isi draft resolusi yang akan dibahas bersama negara OKI dan kelompok Visegrad Four (V4) antara Uni Eropa dan NATO itu Indonesia mendorong PBB untuk menekan AS agar bantuan kemanusiaan di Gaza bisa ditingkatkan.

“Itu akan kita bahas soal peningkatan bantuan kemanusiaan di Gaza. Tapi ini masih dalam tahap negosiasi sekarang antara negara OKI dan Uni Eropa yang pro Palestina,” ujarnya.

Ketua Diplomat Indonesia ini menyebut, pembahasan resolusi tersebut dilakukan pada Rabu (20/12/2023) lalu. Namun pembahasan itu ditunda usai Presiden Joko Widodo kembali ke tanah air dari Arab Saudi.

“Dua hari lalu akan dibahas tapi ditunda. Kita akan memastikan tidak ada veto. Intinya sekarang semua negara-negara (pro Palestina) bekerja bersama terutama untuk meyakinkan AS untuk tidak memveto rancangan resolusi (gencatan senjata) itu,” ujarnya.

Saat ini sebut Lalu Iqbal posisi Amerika Serikat dalam kecamatan negara pro Palestina. Bahkan sekarang negara-negara Ini Eropa hampir semua negara dewan keamanan Visegrad Four (V4) sudah menyepakati isi resolusi tersebut.

“Benar. Hampir semua negara eropa setuju untuk dilakukan gencatan senjata permanen di Gaza,” katanya.

Lebih jauh Lalu Iqbal mengatakan, posisi AS dalam upaya resolusi gencatan senjata dengan insiden. krisis kemanusiaan di Gaza sangat tidak mudah. Di AS sendiri kata Iqbal banyak faksi-faksi di internal yang menolak resolusi gencatan tersebut.

“Sehingga negosiasi di internal AS juga butuh waktu. Jadi kita bisa memahami alasan mundurnya pembahasan resolusi itu,” katanya.

Dijelaskan juga, saat ini Indonesia bersama semua negara pro Palestina tetap berpandangan bahwa PBB harus melakukan tindakan yang cepat dan tegas untuk segera mengatasi persoalan di Palestina.

“PBB harus punya langkah konkret untuk mengatasi bencana kemanusiaan di Palestina. Indonesia selalu berada di barisan Palestina,” pungkas Lalu Iqbal.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
× How can I help you?