AktualBeritaNasionalPolitik

Lalu Iqbal : Kemajuan Dunia Islam Ada di Pundak Pemudanya

Keberadaan anak muda di sebuah negara tidak dapat disepelekan. Kemajuan sebuah negara, khususnya negara Islam ada di pundak generasi mudanya. Penekanan ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Dr HL Muhamad Iqbal saat berada di IAIH Hamzanwadi.

“Memperbaiki dunia Islam itu berada di tangan anak mudanya, termasuk disana yaitu santri, ” katanya di Pancor, Lombok Timur, Sabtu (28/10).

Pria yang juga Staf Khusus Menteri Luar Negeri ini melanjutkan, dari data terbaru saat ini ada 46 negara yang tidak terbangun, setengahnya adalah negara Islam. Konflik bersenjata yang terjadi di 23 negara, 17 diantaranya di negara Islam.

“Bicara mengenai kualitas pendidikan, dalam 10 besar tidak ada negara Islam. Sebaliknya ketika berbicara 10 negara dengan pendidikan terburu, enam diantaranya dari negara Islam, ” terangnya.

Dengan kondisi demografi saat ini, lanjut Iqbal, kehadiran mahasiswa dan santri mewarnai kemajuan Indonesia begitu penting. Pemahaman negara Islam yang kaya dengan negara Islam yang maju harus diluruskan.

“Benar ada negara Islam kaya seperti Arab Saudi atau Qatar. Tapi sumbernya itu hanya dari alam, dalam hal ini minyak yang merupakan pemberian Allah, ” terangnya.

“Kalau minyak bumi, itu biaya produksi 10 dollar, harga jual 15 dollar. Hanya untuk 5 dollar, ” sambungnya.

Sementara negara maju, kata Iqbal, tak menggantungkan kekayaan hanya dari satu sumber daya, peningkatan ekonominya beraneka ragam. Sumbernya manufakturnya beragam.

“Seperti membuat drone, biaya plastik paling 10 ribu, biaya chips dan besi itu satu juta, biaya lain itu 50 ribu. Harga jualnya bisa puluhan sampai ratusan juta, ada nilai berkali lipat dari setiap produksi itulah negara maju, ” urainya.

Dalam diskusi dengan tema Trend Pendidikan dan Politik Islam (Internasional Relations dan Isu Palestina) ini, Iqbal mendorong generasi muda memiliki harapan, melalui harapan ini anak muda memiliki tujuan hidup. Dengan begitu tak ada hal negatif dilakukan.

“Untuk sukses apapun, jalan terjal harus ditempuh. Seperti para santri yang mondok, jauh dari orang tua. Meski begitu ada harapan, ” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) HM Djamaluddin mengatakan, Dr HL Muhamad Iqbal adalah sosok putra NTB yang sukses di ibu kota dan luar negeri. Lahir dari pesantren, pernah menempuh pendidikan di Ponpes Assalam, Surakarta.

“Beliau (Lalu Iqbal) paham tentang kitab dan ilmu alat, bukan sosok yang asing dengan pesantren, ” katanya.

Dijelaskan, sosok Lalu Iqbal menjadi contoh bila perjuangan santri itu begitu luas, bukan hanya terkait dengan urusan agama. Santri dapat tampil di segala bidang.

“Beliau ini santri yang pernah jadi Dubes Turki, ” ucapnya. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
× How can I help you?