MATARAM, PolitikaNTB – PT Cipta Rezeki Utama (CRU) terus memperluas jaringan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI). Setelah selama ini fokus menyalurkan tenaga kerja ke Malaysia, perusahaan yang berpusat di Kota Mataram itu kini siap membuka peluang kerja baru ke Jepang.
Langkah ini dipastikan menjadi kabar baik bagi calon PMI dari Nusa Tenggara Barat (NTB), terutama karena biaya pemberangkatan diproyeksikan turun hingga 50 persen.
Komisaris Utama PT CRU H Edy Sopyan menegaskan, pihaknya telah mengikuti agenda business matching di Jepang mulai 30 November hingga 3 Desember. Dalam kegiatan tersebut, CRU mewakili DPD APJATI NTB sekaligus membawa amanah dari P3MI pusat.
“Benar, kami siap mengirim tenaga kerja ke Jepang. Kami mewakili APJATI NTB berkesempatan mengikuti business matching sejak tanggal 30 November sampai 3 Desember,” ujar H Edy Sopyan dalam keterangan yang diterima PolitikaNTB pada Senin, 1 Desember 2025.
Menurut Edy, peluang kerja yang akan disediakan untuk calon PMI Indonesia cukup beragam. Beberapa sektor yang diminati perusahaan dan agensi Jepang antara lain perawat dan caregiver. Kemudian industri manufaktur, restoran, perhotelan, pertanian, driver, operator alat berat, hingga cleaning service.
Ia menegaskan, kebutuhan tenaga kerja di Jepang terus meningkat. Sehingga menjadi peluang strategis bagi NTB yang dikenal sebagai salah satu daerah penyumbang tenaga kerja berkualitas. Salah satu poin penting dari business matching tersebut adalah peluang untuk memangkas biaya keberangkatan PMI.
APJATI mendorong agar P3MI bisa bekerja sama secara langsung dengan user atau agensi di Jepang tanpa perantara. Dengan demikian, proses pelatihan skill dan bahasa Jepang dapat dilakukan langsung oleh P3MI di daerah.
“Kalau semua diurus P3MI, saya yakin biaya ke Jepang bisa ditekan sampai 50 persen dari biaya yang selama ini dibebankan kepada PMI,” jelas Edy.
Ia menyebut langkah ini sejalan dengan arahan Presiden RI maupun program Gubernur NTB yang mendorong perluasan lapangan kerja formal bagi masyarakat.
Business matching yang berlangsung di Tokyo itu dihadiri 36 P3MI anggota APJATI dari seluruh Indonesia. Dari pihak Jepang, hadir pula sekitar 60 perusahaan dan agensi yang siap merekrut tenaga kerja Indonesia.
Ketua Umum Pengurus Pusat APJATI Said Saleh Alwaini yang turut hadir dalam agenda tersebut, menyatakan optimisme terhadap peluang kerja sama ini. “Ini yang membuat saya mengajak 36 Pengurus Cabang APJATI provinsi yang juga merupakan P3MI. Kami harus menangkap peluang ini sebaik-baiknya,” tegas Said Saleh.
Ia menambahkan bahwa APJATI berkomitmen mengirim PMI secara legal, transparan, dan sesuai aturan. Upaya ini diharapkan menekan kasus pengiriman PMI nonprosedural yang kerap merugikan banyak pihak.
Menurut Said, forum business matching diharapkan menjadi jembatan yang mempertemukan para pengusaha Jepang dengan P3MI di Indonesia.
“Melalui forum ini kami harapkan ada kolaborasi baru yang menghasilkan peluang kerja dan menguatkan hubungan Indonesia dan Jepang dalam penguatan sumber daya manusia,” paparnya.




