MATARAM, PolitikaNTB – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal menanggapi serius masuknya nama Ketua Tim Pemenangan Iqbal-Dinda di Pilgub NTB 2024 Lalu Anis Mudjahid Akbar sebagai calon Komisaris Independen Bank NTB Syariah.
Iqbal menggarisbawahi, Anis Mudjahid masuk bursa bukan lantaran kedekatan politik atau hubungan pribadi dengan dirinya. Ia juga membantah dugaan bahwa seleksi komisaris sarat dengan kepentingan politik balas jasa.
“Kalaupun dia (Anis Mudjahid) masuk itu bukan karena dia menjadi timses,” tegas Iqbal, saat ditemui di Kantor Gubernur NTB pada Senin, (26/5/2025).
Iqbal menjelaskan bahwa dirinya baru saja menerima 10 nama calon Komisaris Bank NTB Syariah dari pansel.
Daftar tersebut terdiri dari dua kelompok, yakni lima nama yang disarankan langsung oleh Pansel Bank NTB Syariah dan lima nama lainnya yang diajukan sebagai bahan pertimbangan.
Politikus Partai Gerindra itu memastikan bahwa proses seleksi dilakukan secara profesional dan berlandaskan pada penilaian objektif terhadap kompetensi dan rekam jejak kandidat.
“Bank NTB lagi proses. Saya baru menerima 10 nama dari Bank NTB untuk menjadi komisaris. Yang lima nama disarankan dan yang lima dipertimbangkan,” ujarnya.
Pengamat Sarankan Anis Mudjahid Mundur Demi Jaga ‘Muka’ Gubernur
Munculnya nama Ketua Tim Pemenangan Iqbal-Dinda Lalu Anis Mudjahid Akbar di Pilgub NTB 2024 dalam 10 besar calon Komisaris Independen Bank NTB Syariah terus menuai polemik.
Sejumlah pihak menganggap, keputusan tersebut sebagai sebuah blunder. Mengingat sebelumnya, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal secara eksplisit telah mengurai permasalahan BUMD di NTB saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR RI beberapa waktu yang lalu.
Menurut Iqbal, salah satu masalah kronis yang membuat BUMD tidak maju adalah lantaran pengurusnya diisi oleh para tim sukses.
Iqbal kemudian berkomitmen untuk tidak melakukan hal serupa. Yakni menempatkan para tim sukses di dalam tubuh BUMD. Ia memastikan bahwa semua jajaran pengurus diisi oleh orang-orang profesional dan berkompeten di bidangnya.
Pengamat Politik Universitas Mataram Saiful Hamdi menilai, pernyataan Gubernur Iqbal tersebut sebagai komitmen dan janji politik luhur. Apalagi disampaikan dalam RDP bersama Komisi II DPR RI bersamaan dengan sejumlah Gubernur di Indonesia.
Janji tersebut sudah kadung terinternalisasi dalam ingatan publik. Sehingga ketika janji itu tidak linear dengan realitas di lapangan, Saiful menilai adalah hal yang wajar jika publik bereaksi.
“Beliau (Iqbal) sudah ada statemen, ada aturan yang sudah beliau sampaikan secara eksplisit maupun implisit, seharusnya beliau konsisten,” terang Saiful Hamdi kepada PolitikaNTB pada Senin (26/5/2025).
Oleh karena itu, Saiful menyarankan Anis Mujtahid lebih baik mundur dari proses pencalonannya sebagai Komisaris Independen Bank NTB Syariah.
“Untuk menjaga marwah beliau (Iqbal), lebih baik timses mundur. Jangan sampai kemudian muncul image negatif terhadap gubernur. Karena belum apa-apa sudah melanggar komitmen. Padahal itu kan janji politik,” paparnya.
Diterangan Saiful Hamdi, kekuasaan, dalam wujud apapun, selalu bicara perihal idealisme dan lepas dari kepentingan politik. Tetapi dalam realitasnya lazim bertentangan.
Kendati demikian, Saiful Hamdi menilai wajar jika tim sukses berupaya masuk dalam perangkat kekuasaan tatkala calon yang ia dukung menang.
“Kultur politik Indonesia sangat mendukung itu. Kenapa orang mau jadi tim sukses juga ya karena ada motivasi politik, seperti mengincar jabatan strategis, termasuk menjadi komisaris di BUMN dan BUMD. Saya kira ini hal yang wajar,” jelasnya.
Lepas dari soal rekam jejak tim sukses, Saiful Hamdi mempertanyakan apa motivasi kekuasaan mendorong tim sukses masuk ke dalam bagian dari BUMD. Apalagi, di saat yang sama, ia telah menyampaikan komitmen secara terbuka untuk lepas dari praktik-praktik semacam itu.
“Kita tidak tahu apa niat tim sukses didorong masuk ke dalam BUMD. Bisa jadi ini akan menimbulkan masalah ke depan. Misalkan ada kongkalikong, konspirasi antara Gubernur dengan komisaris BUMD, sebagai contoh kasus Bank Jabar. Itu salah satunya karena diisis timses. Kita tentu khawatir soal itu,” jelasnya.
“Misal kita bicara meritokrasi, memang sebelum menjabat semua bicara ideal. Tetapi kalau sudah bicara kepentingan, tim sukses, susah untuk menolak itu. Itu kan realitasnya,” imbuhnya.
BACA JUGA: Gubernur Iqbal Bentuk Tim Pansel Direksi Bank NTB Syariah, RUPS Dijadwalkan Juni
Gubernur Iqbal Sebut BUMD Bukan Buat Tampung Tim Sukses
Pada saat RDP dengan Komisi II DPR RI beberapa waktu yang lalu, Gubernur Iqbal mengemukakan sejumlah penyakit BUMD di NTB.
“Saat ini kami memiliki lima BUMD, kami tidak bisa bilang bahwa kondisi BUMD kami sekarang ini baik-baik saja,” ujar Lalu Iqbal
Salah satu masalah kronis yang membuat BUMD tidak maju adalah lantaran pengurusnya diisi oleh para tim sukses.
Hal itu dilakukan Gubernur untuk memastikan bahwa semua jajaran pengurus diisi oleh orang-orang profesional dan berkompeten di bidangnya.
“Salah satu penyakit BUMD itu adalah seperti yang disampaikan kang Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat) bahwa dijadikan tempat penampungan tim sukses. Kami berkomitmen untuk menaruh orang profesional,” katanya menegaskan.
Daftar 10 Nama Calon Komisaris Independen Bank NTB Syariah:
• LalAnis Mudjahid Akbar
• Putu Rahwidhiyasa
• Dr. M.Taufiq Gozi, SE.,MM
• Dr. Achmad Fauzi
• Agus Priyanto
• Suharto, S.E., M.M
• Susi Retna Cahyaningtyas, SE., M.Si, Ak., CA
• Ir. Adlinsyah M Nasution, M.M
• Edian Fahmy
• Ir. Ikhsan MM