Pemerintahan

Dari Magelang hingga Lombok Tengah, Ini Modus Penipuan Berkedok Rekrut Mitra MBG

MATARAM, PolitikaNTB – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu program prioritas yang digesa Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Animo masyarakat (pemodal) untuk terlibat dalam program vital ini cukup tinggi di berbagai daerah.

Meski demikian, program itu tak luput dari masalah. Ditemukan cukup banyak laporan penipuan dari masyarakat dengan modus perekrutan sebagai mitra MBG. ‘Pemainnya’ pun beragam. Mulai dari anggota dewan, hingga oknum yang mendaku punya jejaring di kekuasaan.

PolitikaNTB merangkum sejumlah temuan dugaan penipuan berkedok perekrutan sebagai mitra MBG.

1. Magelang, Jawa Tengah

Dugaan percobaan penipuan dengan modus program makan bergizi gratis (MBG) dilaporkan terjadi di Magelang, Jawa Tengah. Kantor perwakilan penyedia MBG di wilayah Magelang membantah bahwa mereka melibatkan individu atau kelompok manapun secara sepihak tanpa instruksi Badan Gizi Nasional (BGN).

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Magelang, M Rauuf Oktavian Nur, mengungkapkan telah menerima sekitar lima laporan dugaan percobaan penipuan terkait MBG yang terjadi di Kota dan Kabupaten Magelang selama Oktober hingga Desember 2024.

BACA JUGA: Badan Gizi Nasional Minta Laporkan Dugaan Penipuan Modus Mitra MBG di Lombok Tengah

Beragam modus penipuan dilakukan tergantung pada target korban. Pihak katering, misalnya, dijanjikan dapat menjadi mitra BGN dalam produksi makanan dengan syarat memberikan uang puluhan juta rupiah sebagai biaya kerja sama.

Selain itu, penipu juga menawarkan kepada masyarakat untuk menyewakan tempat atau tanahnya sebagai dapur produksi dengan iming-iming memberikan sertifikat tanah.

Modus lainnya adalah dengan membuka lowongan pekerjaan sebagai petugas masak dengan meminta uang ratusan ribu rupiah sebagai biaya pembuatan seragam kerja dan identitas.

2. Pasuruan, Jawa Timur

Sejumlah pelaku berhasil menipu puluhan pengusaha katering dengan iming-iming menjadi mitra dalam program pemerintah di Pasuruan, Jawa Timur.

Kejadian ini terungkap setelah Kodim 0819 Pasuruan mengamankan lima orang pelaku yang melakukan sosialisasi program MBG secara abal-abal di sebuah rumah makan di Kecamatan Kraton.

Para pelaku mengaku berasal dari sebuah perusahaan bernama Halal Bergizi (Halberg) dan menjanjikan rekomendasi untuk menjadi mitra program MBG tanpa syarat yang rumit.

Pasi Intel Kodim 0819/Pasuruan, Kapten Czi Dimas Yulianto, mengungkapkan bahwa para pelaku telah meminta sejumlah uang kepada para peserta sosialisasi dengan dalih biaya administrasi dan lainnya. “Mereka meminta uang mulai dari Rp600 ribu hingga Rp1,4 juta,” ujarnya.

BACA JUGA: DPR-BGN Sosialisasi Program MBG di Lombok Timur, Masyarakat Ngaku Terbantu

Yang lebih mengejutkan, para pelaku tidak dapat menunjukkan bukti legalitas dan izin resmi dari pemerintah terkait program MBG. “Saat kami konfirmasi, mereka tidak bisa menunjukkan identitasnya sebagai perwakilan dari pemerintah,” tambah Dimas.

Modus penipuan ini sangat menggiurkan bagi para pelaku usaha catering, mengingat program MBG merupakan program pemerintah yang menjanjikan keuntungan yang besar. Namun, para pelaku memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadi.

3. Lombok Tengah, NTB

Penipuan berkedok tawaran sebagai mitra MBG juga terjadi di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Penipuan tersebut terbuka setelah salah seorang pengusaha katering, Ernawati buka suara.

Niat Ernawati berkontribusi dalam program nasional tersebut justru membuatnya harus menelan kerugian hingga puluhan juta rupiah akibat dugaan penipuan oleh oknum yang mengaku sebagai penentu pelaksanaan program.

Awalnya, Ernawati menyerahkan uang sebesar Rp 80 jita kepada LI via Saeful Muslim di Jakarta, beberapa waktu yang lalu. Belakangan diketahui, Saeful Muslim merupakan Anggota DPRD Kabupaten Lombok Tengah asal dapil Jonggat-Pringgarata.

Dari jumlah tersebut, Rp 35 juta disebut sebagai biaya pembuatan akun MBG dan pengurusan profil perusahaan katering. Ernawati juga diminta membayar DP pembelian ompreng (tempat makan) sebesar Rp 45 juta kepada penyedia yang ditunjuk oleh oknum tersebut.

Namun, pembelian ompreng itu pun ia nilai  janggal. Awalnya harga per biji ditetapkan Rp 45.000, lalu naik menjadi Rp65.000 pada Januari 2025, dan kembali melonjak menjadi Rp 85.000 di Maret 2025 dengan kewajiban membeli sebanyak 3.000 biji secara bertahap. “Padahal saya cek, harga ompreng di pasaran cuma Rp43 ribu,” keluh Ernawati, beberapa waktu yang lalu.

Tak berhenti di sana, Ernawati juga diarahkan menyewa dua unit mobil box untuk operasional dengan biaya sewa Rp 6,7 juta per unit per bulan dari sebuah perusahaan rent car. Namun, hingga kini kendaraan tersebut belum juga dipakai.

Yang membuatnya semakin tertekan, Ernawati diminta berkomitmen menyisihkan Rp 600 dari setiap porsi makanan sebagai uang keamanan. Dengan estimasi 3.500 porsi per hari, maka Ernawati harus menyiapkan sekitar Rp46 juta lebih per bulan.

BACA JUGA: 300 Petugas Penjamah di NTB Terima Pelatihan dari Badan Gizi Nasional 

Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah III Badan Gizi Nasional, Enny Indarti menanggapi dugaan penipuan tersebut.

Dia meminta masyarakat yang menjadi korban untuk melaporkan kasus tersebut ke pihak berwajib untuk menjadi efek jera bagi oknum-oknum yang memanfaatkan program MBG untuk melakukan penipuan.

“Kalau bapak ibu menemukan orang-orang seperti itu silahkan dilaporkan aja kepada pihak berwajib,” katanya ditemui di Mataram pada Sabtu (24/5/2025).

Dia menegaskan bahwa BGN tidak pernah menjanjikan masyarakat untuk menjadi mitra, melainkan masyarakat mendaftar secara langsung melalui website.

“Kami BGN tidak ada yang seperti itu. Kami mengawal program ini dengan baik. Silahkan kalau ada mitra yang mau gabung daftar aja di bgn.co.id,” ujarnya.

“Kita harus sesuai semua. Sekarang harus masuk ke portal mitra bgn.co.id,” tegasnya.

4. Grobogan

Sejumlah petani di Kabupaten Grobogan malah jadi korban penipuan pengadaan beras program Makan Bergizi Gratis (MBG). Petani mengalami kerugian hingga menanggung hutang ke sejumlah lembaga keuangan.

Penipuan bermula ketika pelaku menemui sejumlah petani dan menawarkan menjadi mitra pengadaan beras untuk program Makan Bergizi Gratis bagi siswa sekolah dasar hingga SMA oleh pemerintah.

Dua orang pelaku saat ini sudah dilaporkan ke Satreskrim Polres Grobogan masing-masing berinisial ASD alias Wulan dan AI. Diketahui, AI sendiri sudah berstatus tersangka dan kini ditahan di Polres Grobogan.

Pengacara korban, T Djohansyah menjelaskan, awalnya para pelaku menawarkan untuk membeli beras dari sejumlah petani. Dalam pengakuannya, pelaku menyebutkan beras nanti digunakan untuk program makan bergizi gratis (MBG).

Namun, setelah petani mengirim sejumlah beras pelaku tidak melakukan pembayaran sesuai jumlah barang yang dikirim. Akibatnya petani Grobogan sebagai mitra mengalami kerugian dan melaporkan pelaku.

“Mereka para petani kecil yang semula sangat semangat karena diiming-imingi berasnya akan dibeli untuk program makan bergizi gratis, ternyata mereka ditipu oleh para pelaku,” ungkap Djohansyah, Jumat (07/03/25).

Djohansyah memaparkan, total kerugian sebesar Rp3,2 miliar ini merupakan angka kolektif yang diderita oleh para petani yang ada di wilayah Grobogan dan sekitarnya.

5. Semarang, Jawa Tengah

Belasan pengusaha katering di Kota Semarang, Jawa Tengah hampir menjadi korban penipuan bermodus tawaran kerja sama program MBG. Pada Jumat (10/1/2025), para pengusaha katering tersebut mendapat tawaran bekerja sama untuk program MBG dengan nominal Rp 100-500 juta.

Beruntung, pengusaha katering yang menjadi sasaran modus penipuan tidak langsung mengiyakan tawaran tersebut. Mereka pun tidak mengalami kerugian material.
Namun, kondisi berbeda dialami satu pengusaha katering di Kota Batu, Jawa Timur yang menjadi korban penipuan MBG, Selasa (14/1/2025).

BACA JUGA: Apakah Prabowo Subianto Mampu Menjadikan Indonesia Macan Asia?

Pengusaha katering tersebut menerima pesanan makanan fiktif untuk kebutuhan MBG dari orang yang mengaku pekerja Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Batu.

Saat sudah memproses pesanan makanan hingga 80 persen, katering itu baru mengetahui pesanan yang diterimanya bohongan. Dia pun mengalami kerugian sekitar Rp 3 juta.

Modus lain yang dipakai untuk melakukan penipuan yakni tawaran palsu untuk menjadi pemasok makanan atau bahan baku bagi program Makan Bergizi Gratis.

Selain di Semarang, penipuan juga terjadi di Kediri. Sejumlah pengusaha katering di Kediri, Jawa Timur menjadi korban penipuan dengan kerugian mencapai Rp 72 juta.

Mereka ditipu dengan harus menyetorkan uang muka agar bisa menjadi pemasok bagi MBG. Uang itu dijanjikan akan dikembalikan saat program tersebut berjalan.

Namun, uang tersebut tidak dikembalikan. Para korban kemudian menyadari lokasi yang disebut alamat kantor oleh pelaku penipuan ternyata hanyalah rumah kosong.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button