Berita

Kiprah UGR Diapresiasi, Diminta Perbanyak Riset dan Pengembangan untuk Daerah

MATARAM, PolitikaNTB – Civitas Akademika Universitas Gunung Rinjani (UGR) menggelar acara wisuda program sarjana ke-XXVI tahun akademik 2025/2026 bertempat di Ballroom Hotel Lombok Raya di Mataram, Sabtu 15 November 2025.

Acara tersebut berlangsung penuh khidmat sekaligus meriah. Dalam acara tersebut, sebanyak 206 orang mahasiswa UGR secara resmi diwisuda yang berasal dari 6 fakultas atau 7 program studi.

Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah tokoh di antaranya Pembina Yayasan sekaligus Mantan Rektor UGR dan Bupati Lombok Timur dua periode Ali Bin Dachlan, Tokoh NTB Drs H. Lalu Azhar, Sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus Mustasyar PBNU TGH Turmudzi Badaruddin, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII Pande Putu Suryadinata, Sekda Lombok Timur Juaini Taofik dan sejumlah pejabat serta stakeholder terkait.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UGR Basri Mulyani, menyampaikan pidato sekaligus orasi ilmiahnya. Ia menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan dan wisudawati yang telat menamatkan studi sarjana di UGR.

“Alhamdulillah pada hari ini, Saudara saudari telah mendapatkan apa yang dicita-citakan, sebuah gelar kesarjanaan yang baru dari UGR, sebagai bentuk pengakuan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan kompetensi akademik yang telah berhasil saudara raih,” ujar Basri.

Dengan menyandang gelar baru tersebut, kata Basri Mulyai, mengemban tanggung jawab baru yang lebih tinggi, untuk bisa berkiprah dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, serta peradaban dunia dan kemanusiaan.

Selaku rektor, pihaknya mengaku merasakan denyut nadi perjalanan wisudawan sebagai mahasiswa UGR. Sebab tidak semua saudara memiliki kemampuan finansial yang mumpuni.

Berbekal kesabaran luar biasa, menimba ilmu dalam keterbatasan, untuk memenuhi jumlah kehadiran perkuliahan, menyelesaikan tugas dengan bimbingan dosen dan bantuan tenaga kependidikan, kerja keras, kurang tidur, hanya dengan motivasi yang tinggi, ambisi, kegigihan, komitmen dan doa orang tua, hingga akhirnya juga juga sampai pada titik ini.

“Saudara hadir di ruang wisuda dengan kepala tegak, hati yang penuh syukur, dan menjadi bagian dari wisudawan yang akan disematkan kepada saudara pada hari ini. Motivasi, ambisi, kegigihan dan komitmen modal dasar saudara untuk mewujudkan cita-cita saudara, sekarang dan masa yang akan datang,” jelasnya.

BACA JUGA: Wisuda ke-28, Rektor IAIH NW Lotim Minta Alumni Utamakan Akhlak dan Kejujuran

Dalam setiap kesempatan, pihak UGR selalu mengingatkan kepada para dosen bahwa “Tidak boleh ada mahasiswa yang putus kuliah /DO karena ketidakmampuan finansial” kecuali bagi mereka yang memang malas.

Mereka yang sudah bergabung UGR melalui berbagai fasilitas, harus dan wajib menyelesaikan perkuliahan, karena pada dasarnya tidak ada mahasiswa yang bodoh, kecuali mereka yang malas, tidak ada mahasiswa yang putus kuliah/ DO kecuali mereka yang takut menghadapi kenyataan.

Setelah ini, para wisudawan akan memasuki fase baru di lingkungan kerja, di masyarakat, di ‘dunia nyata’. Ini bukan berarti lingkungan kampus itu ‘tidak nyata.’ Lingkungan kampus pun bagian yang tak terpisahkan dari ‘dunia nyata.

Selama ini, dosen selalu melibatkan mahasiawa dalam berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan atau melalui organisasi kemahasiswaan. Artinya secara dini sudah dikenalkan dengan dunia nyata, dunia kehidupan yang akan dijalani pasca wisuda hari ini.

Bagi kelas karyawan, posisi hari ini sudah berbeda dengan kemarin sebelum di wisuda, hari ini sudah menyandang status baru, pengakuan secara formal dalam hal penguasan ilmu pengetahuan dan kompetensi akademik.

Ia meminta untuk menunjukkan kepada institusi, bahwa hari ini berbeda dengan hari kemarin, dalam berpendapat, merumuskan masalah atau merekomendasikan sesuatu yang bermanfaat bagi institusi.

“Namun harus disadari bahwa status saudara sebelum ini adalah ‘mahasiswa’, dimana peran utama mahasiswa adalah ‘menimba ilmu pengetahuan dan kompetensi akademik. Saudara masih mendapatkan privilege, agar dapat menjalankan peranan tersebut sebaik-baiknya,” beber rektor jebolan Universitas Mataram itu.

“Kami pimpinan, para dosen dan segenap tenaga kependidikan, berupaya untuk memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik bagi saudara sebagai ‘mahasiswa.’ Negara pun turut memberikan dukungan kepada saudara, baik secara langsung maupun tidak langsung,” imbuhnya.

Kampus dan negara menyediakan support system, agar dapat menimba ilmu pengetahuan dan meraih kompetensi setinggi-tingginya. Support system ini adalah privilege yang didapatkan, sebagai mahasiswa.

BACA JUGA:Gubernur NTB Hadiri Wisuda Bersama Ke-XII Tiga Perguruan Tinggi Hamzar

Terakhir, Basri Mulyani menyampaikan sejumlah pesan moral, di antaranya: ia meminta agar hangan melupakan dosen-dosen yang telah memberikan ilmu seluas apa yang mereka miliki.

Kedua, tetaplah rendah hati, semakin tinggi ilmu, status dan jabatan jangan merubah diri kita menjadi orang yang tinggi hati, sombong, saudara akan ditinggalkan para sahabat.

Ketiga, tetap menjalin hubungan dengan teman-teman saudara, networking itu perlu untuk membangun karir ke depan. Keempat, jaga nilai-nilai etika dan integritas. Kelima, teruslah belajar sampai sepanjang hayat. Keenam, sukses bukan untuk diri sendiri, tapi wajib berbagi untuk tanggung jawab sosial kita untuk perbaikan peradaban dunia dan kemanusiaan.

“Meminjam kata-kata Jean-Paul Sartre, filsuf eksistensialime diawal abad 20 mengatakan, manusia tidak lain adalah apa yang ia buat dari dirinya sendiri. Masa depan wisudawan tidak ditentukan oleh ijazah semata, tetapi oleh pilihan dan tindakan yang ia ambil sepanjang hidupnya,” paparny.

Ketujuh, sabar dan ikhlas atas semua ketidakberhasilan, kegagalan. Saat menghadapi kesulitan, ingatlah itu adalah kesempatan untuk tumbuh “Failure is success in progress” Roberts Eisntein.

Di tempat yang sama, Dewan Penyantun Yayasan Pendidikan Drs Lalu Azhar menyampaikan sambutannya. Ia menekankan pentingnya bagi mahasiswa untuk bergegas mempersiapkan diri pasca diwisuda.

“Apa yang akan Anda lakukan sesudah selesai ini? Itu yang harus menjadi pertanyaan di benak Anda semua. Dari sekarang sudah mulai dipikirkan. Ini yang penting,” ujar Lalu Azhar.

“Tidak usah berpikir semua mau menjadi pegawai negeri, pekerjaan kemasyarakatan kita banyak. Contoh ini Bung Ali (Ali Bin Dachlan). Anda bisa belajar banyak dari jejaknya,” sambungnya.

Lalu Azhar menekankan pentingnya kehidupan berorganisasi kepada para mahasiswa. Sebab menurutnya, kehidupan kampus lebih jauh dari sekadar perkuliahan di dalam kelas.

Terakhir, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII Pande Putu Suryadinata mengapresiasi kiprah UGR.

“Kami tahu banyak dosen aktif di UGR ini. Kami berharap ke depan lebih banyak riset dan pengembangan sebab ini akan berdampak kepada reputasi kampus,” jelasnya.

“Pihaknya berharap potensi yang ada di UGR semakin maju dan gemilang. UGR ini tidak kalah dengan kampus-kampus lain,” sambungnya.

Pihaknya mengingatkan kepada para wisudawan untuk tetap mengingat civitas akademika UGR. “Ikatan alumninya harus diperkuat ya. Saya ucapkan selamat kepada para wisudawan,” ujar Putu.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button