MATARAM, PolitikaNTB – Pascasarjana Univeristas Islam Negeri (UIN) Mataram menggelar Seminar Internasional bertajuk “Islam and the Actual Issues on Environment and Humanities” pada Rabu (11/6/2025).
Semintar tersebut digelar secara offline bertempat di Lantai 2 Gedung Pascasarjana UIN Mataram. Seminar internasional menghadirkan sejumlah pembicara hebat di bidangnya. Tak hanya berasal dari dalam negeri, sejumlah pembicara yang dihadirkan juga bersasal dari perguruan tinggi di luar negeri.
Di antaranya: Prof. Dr. Suhirman (UIN Mataram); Lalu Nurul Yaqin, Ph.D (Universitas Brunei Darusslaam); Siti Badriyah Haji Mohamad Yusof, Ph.D (Universitas Brunei Darusslaam); dan Norazmie Yusof, Ph.D (Universitas Brunei Darussalam).
Adapun bertindak selaku moderator adalah Dr. Abdulloh Fuaddi, M.A (Sekretaris Prodi S3 PAI Pascasarjana UIN Mataram).
BACA JUGA: Lima Guru Besar Resmi Mendaftar Jadi Calon Rektor UIN Mataram 2025-2029
Seminar internasional dibuka langsung oleh Rektor UIN Mataram Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. Dalam sambutannya, Prof Masnun menuturkan, pihaknya bersyukur atas terselenggaranya seminar internasional tersebut. Apalagi di tengah kesibukan civitas akademika UIN Mataram.
“Alhamdulillah di tengah kesibukan, masih bisa melaksanakan seminar,” kata Prof Masnun.
Menurutnya, tema yang diangkat dalam seminar internasional tersebut sangat kontekstual. Dua tema yang juga merupakan mandatori dari Kementerian Agama.
“Ini tema yang sangat kontekstual dan itu juga merupakan mandatori dari Menteri Agama dan Sekjen untuk berbicara tentang dua hal yakni lingkungan (eko-teologi) dan krisis kemanusiaan,” beber Ketua PWNU NTB itu.
Perguruan tinggi, kata Prof Masnun dituntut untuk tidak hanya berbicara dari perspektif akademik. Tetapi juga mesti memberikan inspirasi dan pemahaman kepada khalayak.
“Tema ini nanti kita akan berbagi cerita. Termasuk pengalaman teman-teman di Universitas Brunei. Alhamdulillah ini kesempatan yang baik, membawa barokah,” terang Prof Masnun.
BACA JUGA: UIN Mataram Tawarkan Beasiswa Penuh Bagi Mahasiswa Asal Palestina
Perguruan tinggi menurutnya memikul beban untuk tidak hanya melakukan riset semata. Melainkan mesti menghadirkan diskursus yang lebih luas.
“Tugas kita di perguruan tinggi tidak sekadar melakukan riset. Tetapi juga harus berdampak kepada masyarakat, pendidikan yang melahirkan kesadaran. Baik kesadaran tentang lingkungan dan kemanusiaan,” ujarnya.
“Kita harus berkontribusi. Kita tidak mencaci maki kegelapan, tetapi kita memberikan solusi. Minimal dengan pemikiran. Ini tanggung jawab moral kita,” sambungnya.
Prof Masnun berharap, kolaborasi UIN Mataram dengan Universitas Brunei Darusslam dapat terus terjalin ke depan. Melahirkan hubungan yang baik untuk kemajuan.
“Kita harus berkontribusi secara akademik. Kita berharap kolaborasi kita tidak hanya sampai di sini. Kami sangat berterima kasih atas kehadiran dan waktunya. Termasuk Pak Direktur bersama jajaran yang terus mengupdate sumber daya kita,” bebernya.
“Kita harap kerjasama antara UIN Mataram dan Universitas Brunei terus dapat terjalin,” imbuh Prof Masnun.
BACA JUGA: UIN Mataram Masuk Lima Besar PTKIN Paling Diminati di Indonesia, Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan
Sementara itu, Direktur Pascasarjarna UIN Mataram Prof. Dr. H. Fahrurrozi, M.A., berharap, seminar internasional tersebut dapat memberikan manfaat bagi lahirnya pemikiran-pemikiran yang dapat diaktualisasikan dalam tema yang diangkat.
“Mudah-mudahan bermanfaat untuk kita,” ujarnya.