Komisi V DPRD NTB Minta Kasus Meninggalnya Santriwati di Lombok Barat Diusut Tuntas
Mataram – Kasus meninggalnya santriwati disorot Komisi V DPRD Provinsi NTB. Ketua Komisi V DPRD NTB Lalu Hadrian Irfani berharap kejadian di Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Kapek, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, diusut tuntas. Dia meminta aparat penegak hukum (APH) benar-benar serius dalam mengungkap kasus ini.
Sebab, kejadian tersebut tengah menjadi pertanyaan publik. Oleh karena itulah, APH harus mampu membukanya secara terang-benderang. Lalu Ari, sapaan akrabnya mengatakan, saat ini beredar kabar simpang siur terkait kasus itu. Sebab, di samping ada dugaan penganiayaan, ada juga yang menyebut korban meninggal karena sakit.
“Ini butuh profesionalitas APH kita,” imbuhnya pada 2 Juli 2024 di ruangnnya.
Dia mengaku, komisi V juga akan mencoba mencari informasi terkait kasus tersebut. Tidak menutup kemungkinan DPRD juga akan turun.
“Apakah benar sakit. Nah, di sisi lain ditemukan fakta-fakta bahwa terjadi perundungan,” kata politisi PKB itu lagi.
Jika tidak bisa terungkap, dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk merusak nama baik pesantren.
“Kami berharap kalau memang itu kesalahan dari pihak pondok, ya mohon diusut tuntas. Tapi kalau ternyata benar yang bersangkutan memang sakit, ya tentu harus bisa dibuktikan,” imbuhnya.
Akan tetapi yang penting juga dalam pengungkapan peristiwa, pihak-pihak terkait bisa mengambil tindakan tepat. Sehingga kasus serupa tidak terulang lagi kembali
Lalu Ari mengaku prihatin atas kejadian itu. Dia berharap kepada pengelola atau pengurus yayasan untuk meningkatkan pengawasan kepada santrinya.
“Harapan ini kami sampaikan kepada semua pemilik pondok pesantren yang ada di NTB,” pungkasnya.
Seperti yang diketahui, santriwati bernama Nurul Izzati meninggalkan dunia pada Sabtu (29/6) lalu.
Santri asal Nusa Tenggara Timur yang sedang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Aziziyah itu diduga menjadi korban penganiayaan rekannya sesama santriwati