Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Berikut Profilnya
Mataram – Penyair terkemuka Joko Pinurbo meninggal dunia pada usianya yang ke-62 tahun di kotanya tempat tinggal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Semasa hidupnya, Joko Pinurbo dikenal sebagai penyiar romantis dengan gayanya sendiri.
Kabar itu diperkuat dengan unggahan dari salah satu rekannya Ulin Ni’am Yusron di Instagram @ulinyusron.
“Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Telah berpulang penyair, panutan dan pembimbingku waktu S2 IKJ Mas @jokpin.jogja tadi pagi. Saat ini jenazah masih di RS dan akan disemayamkan di PUKY siang nanti. Almarhum akan dimakamkan besok Minggu di Sleman,” tulis Ulin dalam unggahannya, Sabtu (27/4/2024).
Joko Pinurbo yang kerap disapa Jokpin dikenal sebagai penyair yang telah memiliki nama besar di Indonesia. Karya-karyanya telah menginspirasi banyak penggemarnya termasuk generasi muda.
Beberapa karyanya yang dikenal di antaranya Celana (1999), Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Pacarkecilku (2002), hingga Telepon Genggam (2003).
Karya terbarunya dirilis dalam bentuk buku pada 2020 bertajuk Perjamuan: Khong Guan: Kumpulan Puisi. Di media sosial ia dikenal menggemakan pesan #SelamatMenunaikanIbadahPuisi.
Berikut Profil Singkatnya
Lahir di Sukabumi pada 11 Mei 1962, pria yang akrab disapa Jokpin ini dikenal sebagai penyiar dengan gaya romantis, satir, serta humor khasnya.
Kecintaan Jokpin akan dunia sastra dan puisi sudah muncul sejak dia duduk di bangku sekolah menengah utama. Sejak saat itu Jokpin terus menulis karya dan mengukir banyak prestasi.
Karya-karyanya bahkan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, mulai dari Inggris, Jerman, Rusia, Mandarin, dan masih banyak lagi. Bukan hanya itu saja, sejumlah puisinya juga dimusikalisasi oleh Ananda Sukarlan dan Oppie Andaresta.
Terkait ide dalam menulis syair-syairnya, Jokpin sempat mengatakan bahwa ia mengacu pada peristiwa sehari-hari yang dikemas dengan unik.
Selain itu, dia juga turut memasukkan unsur-unsur religi dan persoalan agama ke dalam karya-karyanya.
Sejumlah karya yang melekat pada dirinya diantaranya Celana, Telepon Genggam, Tahilalat, Bulu Matamu: Padang Ilalang, Perjamuan Khong Guan, Sepotong Hati di Angkringan, dan masih banyak lagi.
Jokpin yang merupakan lulusan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta Santa Dharma Yogyakarta itu juga mendulang prestasi dengan berbagai penghargaan.
Sejumlah penghargaan yang dia raih antara lain Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), Tokoh Sastra Pilihan Tempo (2001), Penghargaan Sastra Badan Bahasa Kemendikbud (2002).
Kemudian Kusala Sastra Khatulistiwa (2005), Tokoh Sastra Pilihan Tempo (2012), Penghargaan Sastra Badan Bahasa Kemendikbud (2014), South East Asian (SEA) Write Award (2014), Kusala Sastra Khatulistiwa (2015), dan Anugerah Kebudayaan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (2019).
Kini, sang penyiar Joko Pinurbo meninggal dunia di usia 62 tahun. (*)