Pilpres 2024

Disindir Gibran Soal Nikel, Begini Penjelasan Thomas Lembong

Jakarta – Lithium Ferro Phosphate (LFP) tengah menjadi perbincangan yang ramai di media sosial usai debat Cawapres Indonesia 2024.  Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menyinggung LFP kepada Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

LFP sendiri mengemuka dalam sebuah podcast Thomas Lembong. Apa yang dilakukan oleh Thomas ini dianggap Gibran menakut-nakuti Indonesia, padahal cadangan nikel dari Indonesia adalah yang terbesar.

Melalui kanal Total Politik, 22 Januari 2024, Thomas angkat bicara atas sindiran dari putra Presiden Joko Widodo itu.

Dikatakan, harga nikel global di seluruh dunia sudah turun kurang lebih 30 persen dalam 12 bulan terakhir, dan diprediksi tahun depan ada surplus stok nikel di dunia yang terbesar sepanjang sejarah.

“Dengan begitu gencarnya pembangunan smelter di indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel, harga jatuh terjadi kondisi oversupply,” ucapnya.

Begitu besarnya pasokan nikel RI membanjiri dunia dan berkembang pesatnya produksi baterai kendaraan listrik, Pemerintah Indonesia percaya diri dapat mendominasi pasar dunia.

Akhirnya produsen ketakutan dan kehilangan kepercayaan. Mereka kemudian mencari opsi lain, formulasi bahan baterai yang tidak menggunakan nikel

Thomas memberi contoh, salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, Tesla, saat ini sudah tidak lagi menggunakan nikel sebagai bahan baku baterai lithium yang digunakan, tapi LFP.

“Khususnya, di pabrik yang basis produksinya di China. Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di tiongkok menggunakan baterai yang mengandung nol persen nikel, nol persen cobalt,” bebernya.

“Baterainya namanya LFP  jadi pakai besi, pakai fosfat, masih pakai lithium tapi tidak lagi pakai cobalt. itu 100 persen mobil Tesla,” sambungnya.

Indonesia, sambung Thomas, tidak bisa lagi ke depannya ketergantungan dengan harga komoditas dunia. Terlebih lagi hilirisasi nikel yang didorong Pemerintah memiliki banyak aspek negatifnya ketimbang keuntungan yang dirasakan.(*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
× How can I help you?